BERTUAHPOS.COM — Dalam proses pembukuan Al-Quran kedalam mushaf memang dilakukan dalam beberapa tahapan. Termasuklah ketika Khalifah Utsman bin Affan yang pernah membakar sejumlah mushaf, merupakan bagian dari proses pembukuan Al-Quran.
Utsman bin Muhammad al-Khamis, dalam bukunya berjudul: Inilah Faktanya, Hudzaifah bin al Yaman RA menemui Utsman Radhiyallahu Anhu, dan mengabarinya bahwa orang-orang membaca Alquran dengan versi yang berbeda-beda, dan perbedaan itu sangat serius.
Tindakan Utsman bin Affan itu sebagai bentuk rasa khawatirnya terhadap umat Nabi Muhammad yang berpotensi akan terjebak dalam kekufuran karena bacaan itu. Hudzaifah kemudian meminta Utsman supaya menyeragamkan qiraat (cara membaca) mereka, dan Alquran perlu dikodifikasi sekali lagi, sebagaimana dinukilkan dari dari Kitab Shahih Bukhari.
Utsman RA memerintahkan dilakukannya kodifikasi Alquran sekali lagi, dan membakar mushaf-mushaf yang menyelisihinya. Mushaf-mushaf yang dibakar Utsman RA,di dalamnya terdapat ayat-ayat yang bacaannya sudah mansukh (dihapus) sedangkan sebagian sahabat membiarkannya.
Mengutip Republika, ada pula yang menyusun surat-surat yang bertolak belakang dari pembacaan terakhir sebagaimana yang dilafalkan Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ada pula dalam sebagian mushaf yang bercampur dengan tafsir-tafsir dari sahabat. Oleh sebab itu, Utsman memerintahkan supaya mushaf-mushaf tersebut dibakar.
Kemudian, mushaf tunggal yang di dalamnya terdapat berbagai qiraat pun ditulis. Ia tidak menghapus satu pun qiraat yang benar-benar berasal dari Nabi SAW. Abu Bakar Ibnu Al-Arabi dalam kitab Al-Awashim Minal Qawashim menjelaskan tentang penerbitan Alquran induk dan pembakaran yang dilakukan terhadap mushaf-mushaf yang lain.
“Inilah bentuk kebaikan Utsman yang sangat luar biasa dan keutamaannya yang besar. Ia telah sukses memutus arus perpecahan. Allah SWT telah menjaga Alquran ini melalui perantaraan Utsman.” (bpc2)