BERTUAHPOS — Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, drg. Sri Sadono Mulyanto, setuju untuk pelibatan tokoh agama dan tokoh adat dalam kampanye edukasi dan sosialisasi imunisasi.
Menurutnya, langkah ini penting untuk meningkatkan kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi. “Kami sangat setuju. Mereka punya basis massa yang kuat dan dipercaya masyarakat,” ujar drg. Sri Sadono, saat dihubungi Bertuahpos belum lama ini.
Hasil riset yang dipaparkan oleh Global Health Strategies (GHS), menunjukkan bahwa di wilayah seperti Pekanbaru dan Kampar, masyarakat lebih mempercayai pesan-pesan kesehatan yang disampaikan oleh pemuka agama.
Meski begitu, saat ini belum banyak ustaz atau tokoh agama yang secara rutin menyisipkan materi imunisasi dalam ceramah atau kajian mereka. Oleh sebab itu, kata Sri Sadono, keterlibatan para pemuka agama dan tokoh masyarakat menjadi salah satu cara yang patut dicoba dalam upaya meningkatkan capaian realisasi imunisasi di Provinsi Riau.
“Harapannya, ke depan ada dorongan lebih kuat agar materi imunisasi bisa disampaikan lewat pengajian atau ceramah. Apalagi dulu sudah ada fatwa MUI soal kehalalan vaksin. Mungkin sudah saatnya fatwa itu diperbarui dan disosialisasikan ulang,” tambahnya.
Selain itu, kata dia, Dinkes Riau juga membuka peluang kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperluas dukungan dari tingkat pusat hingga ke tingkat daerah, termasuk Kantor Urusan Agama (KUA).
“Kami sudah koordinasi dengan pihak Kemenag. Mereka juga siap terlibat dan bahkan menyarankan agar KUA di daerah dilibatkan dalam edukasi langsung ke masyarakat,” ungkapnya.
Menurut data Kementerian Kesehatan, tren penurunan capaian imunisasi terjadi dalam tiga tahun terakhir, dan Riau masuk dalam 13 provinsi dengan capaian rendah. Tahun 2022 angka realisasi imunisasi di Riau 86,7%, tahun 2023 turun menjadi 76,4% dan naik ke 82,6% pada tahun 2024. Kendati demikian, angka ini masih jauh dari target nasional di 90%.
Kondisi yang tidak menggembirakan juga terjadi di Kota Bertuah. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, hingga semester I – 2025 baru 4.133 anak yang sudah menerima IDL atau sekitar 28,8% dari target 14.355 anak.***




































