BERTUAHPOS — Nelayan di Kecamatan Bangko, Rokan Hilir, masih menghadapi persoalan klasik yang terus berulang, mulai dari dominasi tengkulak hingga bantuan pemerintah yang tidak tepat sasaran. Ketua Ranting HNSI Kecamatan Bangko, Khalifah Nazar’an, berharap ada perubahan kebijakan yang lebih berpihak kepada nelayan.
Khalifah menyebut masalah utama yang membebani nelayan adalah kuatnya kendali tengkulak dalam rantai pemasaran ikan. Ia menjelaskan bahwa harga beli sering tidak menentu dan ditetapkan sepihak. “Kadang nelayan hanya menerima bon, nanti setelah ikan dijual barulah dibayar,” ujarnya.
Ia juga menyoroti penyimpangan dalam penyaluran bantuan untuk nelayan. Menurutnya, sejumlah bantuan berupa mesin dan peralatan justru jatuh ke tangan pihak yang bukan pekerja nelayan. “Ada yang dapat mesin padahal bukan nelayan. Akhirnya dijual, bukan digunakan,” kata Khalifah.
Kondisi ini membuat banyak nelayan tidak pernah menerima bantuan yang benar-benar sesuai kebutuhan mereka. Khalifah menegaskan bahwa bantuan yang salah sasaran hanya memperpanjang masalah dan tidak memberikan dampak apa pun pada peningkatan kesejahteraan nelayan di Bangko.
Selain persoalan tengkulak dan bantuan, nelayan juga menghadapi kendala dalam memperoleh BBM bersubsidi. Mereka wajib memiliki izin resmi untuk mendapatkan solar di SPBU Nelayan (SBBU). “Kalau izinnya tidak diurus, nelayan tidak bisa dapat BBM,” jelasnya.
Untuk sementara, nelayan harus aktif mengurus izin BBM agar tetap bisa melaut. Namun Khalifah menilai regulasi ini masih menyulitkan karena tidak semua nelayan memiliki kemudahan dalam mengurus dokumen tersebut. Kondisi ini semakin mempersempit ruang gerak mereka untuk bertahan.
Khalifah menegaskan bahwa HNSI Ranting Bangko akan terus memperjuangkan agar bantuan pemerintah tersalurkan tepat sasaran dan masalah tengkulak mendapat perhatian serius. “Kami berjuang supaya masyarakat nelayan bisa menerima bantuan yang benar-benar mereka butuhkan,” katanya.
Ia berharap pemerintah daerah dan pemangku kebijakan dapat menindaklanjuti persoalan ini secara konkret. Menurutnya, jika dominasi tengkulak tidak dikendalikan dan akses BBM tidak dipermudah, nelayan akan terus pulang dari laut tanpa membawa penghasilan yang layak.***



































