BERTUAHPOS — Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) mulai turun ke lapangan di tiga provinsi di Sumatera untuk menelusuri indikasi pembalakan liar yang diduga memicu banjir bandang. Lokasi penyelidikan berada di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, menyatakan bahwa tim mengecek langsung area yang diduga menjadi pusat aktivitas merusak lingkungan. Ia menegaskan bahwa penyidik memetakan titik kerusakan ekosistem yang kemungkinan berhubungan dengan banjir yang melanda beberapa daerah.
Selain memeriksa lokasi, Satgas PKH juga menelusuri asal-usul kayu gelondongan yang terseret banjir hingga ke muara pantai. Anang mengatakan tim sedang memastikan apakah kayu tersebut berasal dari kawasan hutan lindung atau dari sumber lain.
Ia menegaskan bahwa seluruh temuan di lapangan akan ditindaklanjuti sesuai aturan. Bila penyidik menemukan bukti tindak pidana yang dilakukan individu maupun korporasi, proses hukum akan berjalan tanpa pengecualian.
Di sisi lain, Kementerian Kehutanan dan Polri juga membentuk tim investigasi bersama untuk menelusuri jalur kayu yang terbawa banjir. Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyebut pembentukan tim ini merupakan tindak lanjut MoU sinergi tugas antara Kemenhut dan Polri.
Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa Satgas PKH sudah diminta bergerak cepat untuk memastikan asal kayu gelondongan. Ia menyebut kerja investigatif ini penting untuk menemukan pola kerusakan hutan yang berdampak pada bencana hidrometeorologi.
Kemenhut telah melakukan penyisiran di sepanjang aliran sungai menggunakan drone untuk memetakan jalur material kayu. Upaya ini bertujuan menemukan titik awal pergerakan kayu dari hulu hingga hilir.
Selain itu, tim menggunakan aplikasi Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) untuk menganalisis kayu yang terbawa banjir, mulai dari jenis kayu, ciri fisik, hingga jejak perlakuan manusia. Hasil analisis ini akan menjadi dasar penegakan hukum berikutnya.***

































