BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Hingga Jumat 21 Agustus 2020 PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), belum merealisasikan bantuan yang sebelumnya dijanjikan kepada masyarakat Desa Rambahan, Kecamatan Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
Bantuan ini bentuk kompensasi atas tercemarnya air Sungai Batang Tangian, yang disebut warga karena aktivitas penebangan pohon di hulu Sungai Batang Tangian.
Kepala Desa Rambahan Nasri kepada bertuahpos.com mengatakan, menurut keterangan pihak RAPP, proposal bantuan mereka masih di Kerinci, Pelalawan dan belum tahu kapan direalisasikan.
Baca: DLHK Kuansing Segera Cek Pencemaran Sungai Akibat Penebangan Hutan RAPP
Lebih lanjut dikatanan Nasri, ketika pencemaran air Sungai Batang Tangian ini terjadi, pihak PT RAPP sudah datang melihat langsung ke lapangan. Mereka juga melihat langsung air sungai itu menjadi hitam dan berlendir. Sementara 80% masyarakat di sini memanfaatkan air sungai tersebut untuk mencuci dan mandi.
“Ketika itu sekitar tanggal 6 Agustus 2020, pihak perusahaan mengatakan akan membantu masyarakat. Saat itu kami sebutkan silahkan didata rumah warga yang mana saja yang belum memiliki sumur bor. Ketika itu pihak perusahaan keberatan, hingga kemudian disepakati pihak perusahaan akan membangun sumur bor di tiga titik,” ungkap Nasri.
“Namun sampai saat ini kepastian untuk membangun yang tiga titik itupun belum tahu. Pihak perusahaan mengatakan proposalnya masih di Kerinci. Kami berharap hal ini segera terealisasi,” ujarnya.
Baca: Sungai Batang Tangian Tercemar, PT RAPP Diduga Rusak Kawasab Green Belt
Aktivitas Penebangan Pohon
Seperti diberitakan sebelumnya, Nasri ketika ditemui bertuahpos mengatakan, aktivitas penebangan pohon oleh PT RAPP, April Grup di hulu sungai mencemari Sungai Batang Tangian, di Desa Rambahan, Kecamatan Logas Tanah Darat (LTD), Kabupaten Kuansing. Ironisnya, pencemaran sungai ini sudah berlangsung selama hampir satu bulan.
Humas PT RAPP Masih Bungkam Soal Pencemaran Air Sungai Batang Tangian
Dikatakannya, awalnya air Sungai Batang Tangian tersebut jernih, 80% masyarakat memanfaatkan air sungai tersebut untuk mencuci pakaian, mencuci piring dan mandi.
Namun sejak ada aktifitas penebangan pohon oleh PT RAPP di hulu sungai, air Sungai Batang Tangian menjadi tercemar. Air menjadi hitam dan berlendir.
Meski risih, namun mau tak mau masyarakat tetap menggunakan air tersebut karena tidak ada pilihan lain. Pencemaran air ini menurutnya bukan kali ini saja terjadi, tetapi setiap kali perusahaan panen kayu.
Bertuahpos sudah melakukan upaya konfirmasi kepada Humas PT RAPP sejak Selasa, 18 Agustus 2020 lalu. Namun hingga kini belum ada jawaban apapun. (bpc17)