BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – 17 Juli 1976, Timor Timur yang merupakan bekas koloni Portugis secara resmi bergabung dengan Indonesia. Timor Timur kemudian menjadi provinsi ke-27 Indonesia, provinsi termuda saat itu.
Namun, selama bergabung dengan Indonesia, hubungan Dili dan Jakarta tak berjalan baik. Muncul gagasan agar Timor Timur menjadi negara sendiri yang merdeka.
25 Januari 1999, Presiden Indonesia BJ Habibie mengadakan rapat untuk membahas Timor Timur. Saat itu, Habibie mempertanyakan apakah Timor Timur sudah cukup bersatu dengan Indonesia, atau ingin berpisah secara baik-baik.
Dua hari setelah rapat tersebut, Menteri Luar Negeri Indonesia, Ali Alatas mengumumkan bahwa pemerintah memberikan dua pilihan bagi Timor Timur.
Pertama, Timor Timur akan diberikan otonomi khusus yang diperluas. Jika rakyat Timor Timur tak setuju dengan otonomi khusus, maka dipersilahkan melepaskan diri dari Indonesia.
30 Agustus 1999, diadakanlah penentuan pendapat rakyat (pepera) di Timor Timur. Hasilnya, 78,5 persen menginginkan Timor Timur menjadi negara merdeka dan lepas dari Indonesia.
Kemudian, pada 19 Oktober 1999, Timor Timur secara resmi keluar dari provinsi ke 27 Indonesia. 30 Oktober, bendera merah putih diturunkan dari Timor Timur.
Puncaknya, pada 20 Mei 2002, Timor Timur secara resmi berpisah dengan Indonesia, dan menjadi negara baru dengan nama Timur Leste. (bpc4)