BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Dekan Fisipol Universitas Riau (Unri) Syafri Harto membantah tuduhan kepadanya terkait dugaan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi bimbingannya.
Dalam klarifikasinya, dia bersumpah tidak melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan kepadanya, sebagaimana pengakuan pelecehan seksual seperti yang telah beredar di sosial media.
“fitnah keji, apa yang telah dituduhkan oleh mahasiswi saya itu benar-benar telah merusak nama baik saya. Demi Allah saya tidak melakukan itu (pelecehan seksual),” jelas Syafri Harto.
Dalam klarifikasinya, Syafri Harto juga menceritakan kronologis awal untuk meluruskan kronologis seperti yang disebutkan magasiswi dalam videonya.
Dia mengaku syok dengan beredarnya kabar tersebut sebab dia mengakui tidak pernah melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap mahasiswi bimbingannya itu.
“Tentu syok saya, saat mendengar informasi saya dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual,” tuturnya.
Kata Syafri, dia memang ada menegang bahu seorang mahasiswi yang bimbingan ke dia atas nama Manda. Memegang bahu, maksud Syafri Harto tidak lain untuk memberikan semangat kepada mahasiswinya itu. “Semangat, semangat,” ujarnya. “Apakah itu (yang dimaksud mahasiswi ini sebagai tindakan pelecehan seksual).
Dia menambahkan upaya penyelesaian secara baik-baik sudah dilakukan dengan mengajak pihak keluarga mahasiswi tersebut untuk membicarakan masalah itu. “Tapi sampai sekarang tak datang,” tambahnya.
Syafri Harto juga menjelaskan bahwa mahasiswinya itu sempat meminta kepada pihak Jurusan Hubungan Internasional agar mengganti dosen pembimbing, lantaran trauma atas tindakan pelecehan seksual tersebut. “Saat itu saya bilang kepada sekretaris jurusannya, tolong jumpakan saya dengan Manda dulu, dan jangan diganti dulu dosen pembimbingnya,” terangnya.
Dia juga mengaku syok saat mengetahui video pengakuan mahasiswi tersebut. Syafri menekankan bahwa video yang beredar itu tidaklah pernah dikonfirmasi kepadanya sebelumnya video itu tayangkan di sosil media. Baik dari pihak civitas akademika Unri atau pun dari admin sosial media bersangkutan.
“Tentu saya syok. Karena saya menganggap sudah selesai masalahnya. Video itu sebuah tamparan bagi saya bahwa seakan-akan memang saya yang bersalah. Karena nama saya disebut-sebut terus,” tuturnya.
Atas dasar itu, Syafri Harto menyebut akan melakukan beberapa tindakan. “Karena nama saya sudah tercemar, maka secara hukum saya akan menuntut balik. Ke mana pun saya akan tuntut balik,” sebutnya.
Selain itu, dia juga akan mencari aktor intelektual di balik kasus ini. Sebab masalah ini juga dikait-kaitkan dengan pemilihan Rektor Unri. “Itu masih jauh. Bulan Juni-Juli mendatang. Apa kaitannya dengan saya yang ingin mencalonkan menjadi rektor. Maka saya akan cari sampai ke lubang semut, aktor intelektualnya,” ungkapnya.
Selanjutnya, dia juga akan menuntut balik kepada mahasiswa bersangkutan dengan denda Rp10 miliar. “Tidak peduli saya. Karena saya merasa tidak berbuat seperti itu. Sejak awal saya sudah bilang kepada pihak keluarganya untuk jumpa dengan saya. Saya bersedia sumpah Quran kalau saya tidak melakukan perbuatan itu,” sebutnya. (bpc2)