BERTUAHPOS.COM — Malaysia kini dihadapkan dengan masalah racun yang terkontaminasi pada air dan tanah di wilayah Selangor dan Kedah. Senyawa kimia berbahaya ditemukan pada sampel air dan tanah yang diambil di beberapa tempat pembuangan sampah plastik di sana. Sampah-sampah plastik ini disinyalir hasil impor ilegal.
Dalam laporan terbaru Greenpeace Malaysia, The Recycling Myth 2.0, yang dimuat oleh DW Indonesia, bahwa tim investigasi gabungan dari Greenpeace Malaysia, Jerman, Hong Kong, Italia, dan tim laboratorium penelitian Greenpeace di Inggris, mendapati zat serta bahan kimia berbahaya dalam sampel air dan tanah yang diambil di empat titik di wilayah Selangor dan Kedah.
Mereka meyakini bahwa apa yang ditemukan itu merupakan dampak jangka panjang dari impor sampah plastik ilegal di negeri jiran. “Pembuangan ilegal sampah plastik dari lebih 19 negara di seluruh dunia telah meninggalkan bekas yang tak terhapuskan di Malaysia dan negara-negara lain di Asia Tenggara,” kata Jurkam Greenpeace Malaysia, dikuti dari laman resmi Greenpeace Malaysia, Heng Kiah Chun.
Dia mengatakan, orang-orang yang tinggal di Selangor dan Kedah punya musuh baru yang juga tak terlihat mata selain COVID-19. Kontaminas zat kimia beracun pada air dan tanah mereka, cenderung akan merasuk pada rantai makanan.
Jubir Kampanye Greenpeace Jerman, dikutip dari laman resmi Greenpeace Malaysia, Manfred Santen, mengatakan tatkala plastik diekspor dari satu negara ke negara lain, sangat mungkin membawa berbagai bahan kimia berbahaya.
Seorang ilmuwan senior dari laboratorium penelitian Greenpeace, Dr. Kevin Brigden berkata, menyimpan serta sistem olah tidak tepat terhadap plastik impor itu dapat melepas bahan kimia beracun sehingga lingkungan sekitar terkontaminaai. “Dan proses pembakaran bahkan dapat menghasilkan bahan kimia berbahaya baru,” sebutnya.
Di lain sisi, Greenpeace “belum punya studi terbaru,” tentang hal serupa di Indonesia. Namun saat ini persialan sampah plastik di Tanah Air telah menemukan tahap kritis. “Terutama di Jakarta, karena Tempat Pembuangan Akhit (TPA) Bantar Gebang akan overload dalam tahun depan,” kata Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi. (bpc3)