BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P. Joewono menekankan pengendalian inflasi di sisi suplai menjadi hal yang semakin krusial untuk ditangani, dalam upaya menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri peresmian GNPIP melalui Program Budidaya Cabai oleh BUMDes) di Kampar, Riau, Senin, 12 September 2022. “Pertumbuhan ekonomi Riau, berdasarkan catatan teman-teman kami di KPw Riau, pada triwulan II 2022, menunjukkan tren pemulihan yang semakin membaik dengan capaian pertumbuhan sebesar 4,88% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya,” katanya.
“Adapun sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan II/2022 adalah konsumsi sektor swasta yang masih kuat dan akselerasi kinerja investasi,” sebutnya.
Oleh sebab itu, kata dia, menjaga suplai sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi daerah. Sebab jika tidak dilakukan penanganan dengan baik, dikhawatirkan harga pangan yang terus meningkat.
“Ini justru bisa menimbulkan disinsentif bagi pertumbuhan ekonomi di kemudian hari, dimana ekonomi sulit berkembang dan kesejahteraan masyarakat yang menurun,” tuturnya.
Doni menambahkan, berdasarkan latar belakang tersebut, dan sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022, mengenai perlunya memperkuat sinergi dan melakukan berbagai upaya extra ordinary agar inflasi dapat lebih terkendali.
“Maka dalam hal ini pemerintah dibawah koordinasi Menko Perekonomianbersama Bank Indonesia serta Pemda kemudian mengangkat inisiasi GNPIP atau Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan secara nasional,” tambahnya.
“Kami sangat mengapresiasi komitmen Pak Gubernur selaku kepala daerah, yang telah mengarahkan TPID prov Riau untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam upaya pengendalian inflasi pangan dalam kerangka GNPIP,” sambungnya.
Adapun beberapa program GNPIP yang telah ditempuh oleh TPID dan dipandang cukup relevan, antara lain, Pemberdayaan BUMDes untuk Budidaya Cabai, urban Farming oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Kelompok Wanita Tani (KWT), dan kerja sama antar daerah (KAD), yang dilakukan oleh BUMD Riau dengan BUMD mitra di kawasan Sumatera.
“Berdasarkan laporan yang kami terima, gerakan urban farming telah diresmikan di 3 kota inflasi, yaitu Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan. Dengan menyasar ASN, KWT dan masyarakat, TPID dan dinas terkait telah melakukan pembagian 65.000 benih cabai. Sementara itu, TPID juga mengupayakan peningkatan produksi cabai secara lebih solid dan berkesinambungan, melalui program ini,” ujarnya.
Sementara itu, dari 200 BUMDes yang bergerak di bidang pertanian yang dapat digerakan untuk program ini diharapkan nantinya akan ada potensi tambahan produksi cabai mencapai 300 ton.
Hal ini diharapkan akan mengintervensi harga di pasar. Seperti dulu yang pernah kami lakukan di Jakarta terhadap komoditas beras melalui BUMD di pasar Cipinang.
Selain hal tersebut, kami juga mengharapkan agar program pengendalian inflasi yang disusun oleh TPID Provinsi Riau agar selalu dilandaskan pada kerangka 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, serta Komunikasi yg efektif).
“Hal ini sangat penting mengingat 4K menjamin proses pengendalian secara end-to-end dan komprehensif. Keragaman program untuk meredam harga cabai yang ditempuh oleh pemerintah, Bank Indonesia, Pemda beserta lembaga dan instansi terkait lainnya, menunjukkan bahwa permasalahan inflasi yang sedang kita hadapi saat ini bukanlah permasalahan yang dapat kita abaikan,” sebutnya.
Namun dengan kesungguhan dan komitmen bersama kami yakin, bahwa kita dapat mengatasi semua permasalahan termasuk masalah inflasi yang ada dihadapan saat ini.
“Untuk itu, kembali saya sampaikan, bahwa sinergi antara pemangku kepentingan, pelaku usaha dan masyarakat menjadi sangat vital, dalam mengawal inflasi yang terkendali,” sebut Doni.***