BERTUAHPOS.COM — Stabilitas mata uang mencerminkan kedaulatan negara, kata Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam arahannya pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024.
Presiden mengapresiasi peran Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
“Mari bersama, semua unsur di semua bidang dengan semua keahlian, kita harus bekerja dalam satu kesatuan. Kita yakin akan mencapai apa yang kita cita-citakan,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau, Minggu, 1 Desember 2024.
Bertema “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional”, PTBI 2024 dilaksanakan di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat malam, 29 November 2024, dan dihadiri berbagai mitra strategis dari dalam dan luar negeri.
Dalam forum yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia. Perry memproyeksikan ekonomi nasional tumbuh di kisaran 4,8–5,6% pada 2025 dan berlanjut hingga 2026, didorong oleh konsumsi swasta, investasi, dan ekspor.
“Inflasi diperkirakan terkendali pada 2,5±1% berkat konsistensi kebijakan moneter, fiskal, dan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” katanya.
Namun, Perry mengingatkan lima tantangan global yang perlu diantisipasi, yakni perlambatan ekonomi dunia, inflasi global yang lambat menurun, tingginya suku bunga negara maju, penguatan dolar AS, serta arus modal keluar ke negara maju.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau turut berpartisipasi dalam PTBI 2024. Deputi Kepala Perwakilan BI Riau, Sudiro Pambudi, menyampaikan bahwa ekonomi Riau tumbuh 3,46% (yoy) hingga triwulan III 2024. Kinerja positif ini didukung oleh kenaikan harga komoditas kelapa sawit, stabilitas inflasi yang terkendali di angka 1,51% (yoy), serta penguatan sektor konstruksi, perdagangan, dan industri pengolahan.
Pencapaian tersebut tidak terlepas dari efektivitas kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang melaksanakan tujuh program unggulan, termasuk penguatan ketahanan pangan, digitalisasi, dan kerja sama antar daerah. “Kota Pekanbaru bahkan berhasil meraih penghargaan TPID Berkinerja Terbaik Wilayah Sumatera 2024,” ujar Sudiro.
Semenntara itu, BI Provinsi Riau juga fokus pada pengembangan UMKM melalui program digitalisasi, hilirisasi produk, dan penguatan klaster pangan. Transaksi menggunakan QRIS tumbuh pesat, mencapai 36,8 juta transaksi hingga Oktober 2024, dengan jumlah pengguna melebihi satu juta.
Di sisi lain, Provinsi Riau kembali meraih penghargaan TP2DD Provinsi Terbaik se-Sumatera, mencatatkan indeks elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (IETPD) mencapai 100%.
“Hal ini menegaskan keberhasilan sinergi BI dan pemerintah daerah dalam mempercepat transformasi digital,” tuturnya.
Tantangan dan Prospek Ekonomi Riau 2025
Meski mencatat berbagai pencapaian, Riau menghadapi sejumlah tantangan, seperti penurunan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat, dampak La Nina terhadap sektor pertanian, serta potensi penundaan investasi akibat transisi pemerintahan.
“Namun, ekonomi Riau diproyeksikan tumbuh 3,5–4,3% pada 2025, didukung perbaikan perdagangan global dan permintaan domestik yang tetap kuat. Inflasi diperkirakan tetap terkendali pada target nasional 2,5±1%,” kata Sudiro.
Adapun PTBI 2024, menjadi forum strategis untuk memperkuat sinergi lintas sektor. Bank Indonesia Provinsi Riau menegaskan komitmennya untuk terus mendukung percepatan inklusi ekonomi dan digitalisasi guna mewujudkan ekonomi Riau yang inklusif, berdaya saing, dan tangguh menghadapi tantangan global.***