BERTUAHPOS — Udara pagi yang segar menyambut langkah-langkah ringan Sasqia Yulita di kaki Gunung Talang. Matahari baru saja muncul dari balik perbukitan, menyinari permukaan dedaunan basah dan menyulap kabut tipis menjadi selimut cahaya yang hangat.
Begitulah suasana di atas puncak Gunung Talang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Bagi Sasqia, pendakian ke Gunung Talang kala itu bukan sekadar perjalanan liburan. Ini adalah bagian dari komitmennya terhadap alam, petualangan, dan dirinya sendiri.
“Alhamdulillah, libur Lebaran kali ini bisa saya manfaatkan untuk mendaki Gunung Talang. Saya mendaki bersama empat teman saya dari Pekanbaru,” ucap pendaki wanita asal Pekanbaru berusia 25 tahun, saat berbagi kisahnya kepada Bertuahpos, Kamis, 17 April 2025.
Gunung Talang, yang menjulang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, memiliki tinggi 2.597 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini bukan hanya destinasi wisata alam. Tetapi simbol keindahan dan tantangan yang memikat setiap pendaki.
Talang bukan gunung pertamanya bagi Sasqia. Sebelumnya, dia telah menaklukkan Gunung Merapi, Gunung Singgalang, dan bahkan Gunung Kerinci — gunung tertinggi di Sumatera dan tertinggi kedua di Indonesia, setelah puncak Jaya Wijaya.
Namun, Gunung Talang tetap menyimpan kesan yang berbeda. Gunung ini memiliki kawah aktif yang bisa terlihat jelas dari puncaknya. Pemandangan dari atas pun begitu memukau; suguhan lembah hijau terbentang luas, perbukitan yang mengelilingi kawasan tampak megah, dan Gunung Merapi yang berdiri gagah di kejauhan. Udara di ketinggian membawa ketenangan, seakan menghapus segala penat kehidupan kota.
Sasqia memilih jalur pendakian Bukik Bulek — jalur yang dikenal ramah bagi pendaki pemula namun tetap menawarkan pesona yang tiada tara. Hamparan kebun teh yang luas menyambut setiap langkah, memberikan nuansa damai sebelum memasuki jalur yang lebih menanjak.
“Jalur ini menyenangkan. Tidak terlalu ekstrem. Tapi tetap menantang. Yang paling saya suka adalah pemandangan kebun tehnya. Sejuk, segar, dan indah,” kenangnya.

Bagi Sasqia, mendaki bukan hanya soal menaklukkan ketinggian. Dia membawa misi yang lebih besar — menjaga alam tetap lestari. Dalam setiap pendakian, dia selalu memastikan tidak meninggalkan sampah. Bahkan, dalam perjalanannya ke Talang, dia memunguti sampah yang tercecer di jalur pendakian dan membawanya turun kembali.
“Sebagai pendaki kami menyadari bahwa alam ini milik kita bersama. Sudah seharusnya kita menjaganya,” tuturnya.
Kebiasaan baik ini bukan hanya mencerminkan rasa tanggung jawab, tapi juga menunjukkan bahwa pendakian bisa menjadi ruang edukasi. Dia mengingatkan, siapa pun bisa menjadi agen perubahan lingkungan, mulai dari langkah kecil seperti menjaga kebersihan saat mendaki.
Pengalaman mendaki Gunung Talang, menurut Sasqia, tak hanya memperkaya jiwanya. Dia merasa lebih dekat dengan alam dan lebih sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.
Selain itu, perjalanan ini juga mempererat persahabatannya dengan teman-teman yang mendaki bersama.
“Setiap gunung yang saya daki selalu membawa pelajaran baru,” ujarnya.
“Tapi yang paling penting, selalu ada rasa syukur yang tumbuh. Bahwa kita, manusia, hanyalah bagian kecil dari alam semesta ini. Maka jangan merusaknya.”
Bagi banyak orang, libur lebaran mungkin diisi dengan silaturahmi dan kumpul keluarga. Tapi bagi Sasqia, menghabiskan waktu di alam terbuka juga menjadi cara untuk menyegarkan pikiran dan hati.
Dia menyebut, berada di alam membantunya mengolah emosi, menemukan kembali kedamaian batin, dan memperkuat rasa syukur atas nikmat kehidupan.
Gunung Talang, bagi Sasqia, bukan hanya tentang keindahan lanskap atau ketinggian yang berhasil dicapai. Tapi lebih dari itu, ini adalah simbol keteguhan hati, cinta pada alam, dan semangat untuk terus menjelajah dan belajar.
Kini, setelah kembali ke rutinitas kota, Sasqia masih menyimpan aroma embun Talang dalam ingatannya. Dia tak berhenti di sini. Gunung-gunung lain sudah menanti untuk didaki, hutan-hutan lain menunggu untuk dijelajahi. Tapi satu hal yang pasti, di setiap perjalanan itu, Sasqia akan selalu membawa serta semangatnya untuk menjaga bumi tetap lestari.***
(Habibie)