BERTUAHPOS — Pemerintah daerah mengakui bahwa capaian realisasi imunisasi yang masih rendah di Provinsi Riau menjadi PR besar hingga saat ini. Menurut data Kementerian Kesehatan, tren penurunan capaian imunisasi terjadi dalam tiga tahun terakhir, dan Riau masuk dalam 13 provinsi dengan capaian rendah.
Tahun 2022 angka realisasi imunisasi di Riau 86,7%, tahun 2023 turun menjadi 76,4% dan naik ke 82,6% pada tahun 2024. Kendati demikian, angka ini masih jauh dari target nasional di 90%.
Kondisi yang tidak menggembirakan juga terjadi di Kota Bertuah. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, hingga semester I – 2025 baru 4.133 anak yang sudah menerima IDL atau sekitar 28,8% dari target 14.355 anak.
Sederet Faktor Penyebab Capaian Imunisasi Riau Rendah
Tingkat pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang imunisasi dari berbagai aspek, menjadi salah satu kendala utamanya.
“Masih sering kami temukan ada orang tua yang tidak mau imunisasi anaknya karena takut demam,” kata akademisi dari Fakultas Kesehatan Universitas Hang Tuah Pekanbaru (UHTP), Bd. Nelly Karlinah, SST, M.
Faktor lainnya, yakni soal budaya. Khusus di Pekanbaru, kata Nelly, masih ditemukan orang tua yang enggan mengimunisasikan anaknya karena dilarang keluarga besarnya.
Adapun narasi yang sering muncul, “Orang tua zaman dulu tidak pernah diimunisasi, tapi tetap sehat.” Ini bahkan menjadi stigma yang diwariskan secara turun-temurun.
Faktanya, masih ada orang tua yang enggan mengimunisasi anaknya bukan karena takut jarum suntik, melainkan takut dimarahi ibu mereka sendiri. Tak sedikit yang secara blak-blakan mengaku sering mendapat teguran dari sang nenek setiap kali membawa si kecil untuk imunisasi.
“Secara terang-terangan mereka mengakui kalau nenek si bayi yang larang. Kalau tetap diimunisasi mereka yang dimarahi. Nah, budaya seperti, harus diakui memang masih melekat di masyarakat kita sampai saat ini. Itu yang paling susah untuk diberi pemahaman. Tapi bagi orang tua yang mengerti, ya nggak sampai ke sana pikirannya,” ujarnya.
Orang Tua Masih Terpapar Hoaks Imunisasi
Selain itu, mis-informasi soal imunisasi turut menjadi penyebab rendahnya capaian imunisasi di Riau. Menurut Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UHTP, Assoc. Prof. Dr. Reno Rinaldi, M.K.S., M.Kes, masih banyak masyarakat yang mudah percaya pada berita bernada menakutkan, padahal kebenarannya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan.
Dia menyebut, kurangnya kemampuan untuk memilah informasi, membuat sebagian warga langsung menelan mentah-mentah kabar yang beredar, tanpa mencoba menganalisis atau memverifikasi terlebih dulu.
“Harus diakui, masyarakat kita gampang sekali percaya dengan berita yang nggak jelas, padahal itu kan belum tentu benar,” katanya.
Di sisi lain, para kader di Riau juga belum bergerak secara merata. Reno menyebut, ada banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari terbatasnya anggaran hingga minimnya pelatihan. Kondisi ini ikut menghambat upaya perluasan imunisasi di berbagai daerah.
Di Riau, kondisi sosial dan budaya juga masih jadi tantangan dalam pelaksanaan imunisasi, selain masalah sistem pelayanan di fasilitas kesehatan. Padahal, dari sisi kebijakan, pemerintah sudah gencar menggaungkan pentingnya imunisasi.
Namun di lapangan, kata Reno, persoalannya lebih kompleks. Masih banyak masyarakat yang terkendala akses, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di Riau. Kondisi geografis yang sulit dijangkau membuat distribusi vaksin kerap terhambat.
Yang tak kalah penting, peran kader juga belum optimal. Keterbatasan jumlah, pelatihan, hingga dukungan logistik membuat upaya mereka terbatas. Bahkan, untuk mengirim vaksin ke daerah terpencil, petugas harus menempuh perjalanan panjang — dari Pekanbaru naik truk, lanjut naik speed boat, perahu kecil, hingga sepeda motor, menempuh medan yang sulit.
“Ini jadi bukti bahwa tantangan di lapangan bukan sekadar soal vaksin, tapi juga soal infrastruktur dan sumber daya,” katanya.***
LIPUTAN KHUSUS BERTUAHPOS BULAN INI — Menanti Peran Ulama Menangkal Hoaks Seputar Imunisasi




































