BERTUAHPOS.COM, INHIL – Caleg DPRRI Dapil 2 Riau, Dr Kapitra Ampera SH., MH., pagi ini, Rabu (29/11/2023) bertemu tokoh masyarakat dan tokoh pemuda desa Koto Baru Siberida, kecamatan Keritang, kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) di desa Koto Baru.
Dalam kesempatan ini tokoh masyarakat dan tokoh pemuda sepakat memenangkan Kapitra Ampera, agar bisa menyampaikan aspirasi dan penyambung lidah masyarakat.
“Sesuai motto Pak Kapitra Jembatan Aspirasi Masyarakat Riau, kami berharap aspirasi kami disampaikan,” kata Suprapto, mewakili yang hadir.
Kedatangan Kapitra Ampera yang memang sudah dinantikan oleh para tokoh masyarakat dan tokoh pemuda ini memang tujuannya untuk berdiskusi dan menjaring aspirasi masyarakat. Ada tiga hal yang muncul dalam pertemuan ini, yakni soal pemekaran, kebakaran hutan dan infrastruktur.
Tokoh masyarakat lainnya, Effendi Yusuf mengatakan, wilayah selatan Inhil ini infrastrukturnya menyedihkan. Jalan berlubang dan ada jembatan utama terbuat dari kayu. Tidak heran kalau wilayah selatan ini minta pemekaran.
“Sudah tiga kali jembatan kayu itu diganti PU, gantinya tetap kayu juga. Dari lajang hingga beruban rambut saya jalan kami masih begini juga,” kata Effendi Yusuf.
Menjawab apa yang disampaikan masyarakat, Kapitra Ampera mengatakan, kondisi ini membuktikan bahwa masyarakat selama ini mampu memilih wakilnya tapi tidak mampu memilih jembatan aspirasinya.
Karena itu kata Kapitra, pilihlah pemimpin yang mampu menjadi jembatan aspirasi masyarakat Riau, bukan sekedar wakil rakyat. Selama ini,
karena tak ada jembatan aspirasi masyarakat kata Kapitra, tak salah jika jembatan menuju desa Koto Baru yang terbuat dari kayu, salah sedikit nginjak rem bisa masuk sungai, kondisinya selalu begitu, selama puluhan tahun.
Dalam kesempatan ini Kapitra Ampera juga meminta kepada Anggota DPRD Riau Dapil Inhil dari PDIP, Andi Darma Taufik, agar segera mengusulkan perbaikan jembatan kayu tersebut melalui komisinya.
Kapitra juga mengatakan, kondisi Riau yang kaya tapi penuh jalan berlubang, penuh kepedihan penuh kemiskinan, termasuk di Inhil, juga selama ini disebabkan kebiasaan membeli suara.
“Akibatnya terputus hubungan pemilih dan yang dipilih karena money politik. Yang dipilih merasa tidak punya hutang kepada masyarakat karena merasa sudah membayar suara masyarakat. Akibatnya, masyarakat miskin mereka kaya. Masyarakat jalan kaki mereka naik mobil mewah,” ujar Kapitra.
Dari pemilu ke pemilu kata Kapitra, fenomena ini selalu terjadi. Harusnya hubungan pemilih dan yang dipilih adalah hubungan hati. Ada kerinduan untuk selalu bertemu, antara masyarakat dan wakilnya.
“Jadi jangan salah pilih lagi. Pilihlah yang akan menjadi aspirasi masyarakat Riau,” kata Kapitra
Kapitra juga mengatakan, kedatangannya ke kecamatan Keritang, ke Desa Koto Baru Siberida, adalah untuk berdialog, apa yang menjadi keinginan dan harapan rakyat, agar bisa diperjuangkan.
“Saya ingin makan, tidur dan bermimpi bersama masyarakat. Saya hadir di sini ingin menjadi jembatan aspirasi masyarakat. Sehingga saya tau apa yang dibutuhkan masyarakat. Bukan sekedar bertemu saat mau Pemilu,” kata Kapitra.**/ril