BERTUAHPOS.COM — Indonesia sudah resesi. Penyebabnya sudah pasti Covid-19. Pemerintah sebaiknya fokus tangani wabah corona, agar masalah ekonomi negara kembali pulih. Setelah perekonomian kuartal ketiga tercatat minus dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Ini adalah resesi pertama setelah krisis moneter tahun 1998.
Secara teori, resesi akan terjadi jika suatu negara mencatatkan pertumbuhan minus dalam dua triwulan berturut-turut. Sebelumnya, pada kuartal kedua tahun ini, perekonomian Indonesia tercatat mengalami kontraksi sebesar 5,32%.
Korsel dan Singapura masuk resesi, Indonesia diprediksi juga akan masuk jurang ekonomi Singapura masuk resesi, diprediksi yang terburuk sejak 1965. Penurunan kuartal ketiga diumumkan Kepala BPS, Suhariyanto, dalam konferensi pers yang digelar virtual pada 5 November 2020.
“Secara tahunan (y-o-y), meski pertumbuhan ekonomi kita masih mengalami kontraksi sebesar 3,49% tapi kontraksinya tidak sedalam kuartal dua, yang sebesar 5,32%. Artinya terjadi perbaikan. Kita berharap triwulan keempat situasinya menjadi lebih baik apalagi dengan adanya pelonggaran PSBB,” kata Suhariyanto.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi di kuartal ketiga, akan minus 2,9% hingga 1%. Suhariyanto menambahkan, dibandingkan kuartal sebelumnya (q-to-q), terjadi pertumbuhan sebesar 5,05%, tren yang disebut Suhariyanto menunjukkan arah yang sangat positif.
Pertumbuhan yang ada salah satunya dikerek pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah yang meningkat sebanyak 9,76% dibanding tahun 2019.
Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi Manajemen (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Teuku Riefky, mengatakan pengumuman yang secara resmi menempatkan Indonesia dalam posisi resesi itu tidak mengejutkan.
“Menurut saya ini bukan sesuatu yang surprising karena kondisi ekonomi yang extraordinary (di luar biasanya) dan memang banyak negara yang sudah masuk kategori resesi.
“Kita nggak perlu terlalu khawatir tentang status ini dan harus fokus terhadap penanganan pandemi dan bagaimana proses pemulihan ekonomi ke depan karena resesi ini sulit dihindari,” ujar Teuku Riefky.
Dia memprediksi perekonomian yang minus juga masih akan terjadi di kuartal empat juga kuartal pertama tahun 2021 karena pandemi yang belum selesai. Sri Mulyani mengatakan perkiraan perekonomian Indonesia, sangat tergantung perkembangan pandemi Covid-19.
Dia mengatakan sejauh ini pemerintah tidak terlalu perform, dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Akibatnya, angka pandemi Covid-19 masih tinggi, hal yang mengakibatkan lesunya ekonomi karena pengusaha belum berani melakukan ekspansi bisnis, sementara masyarakat masih memilih menyimpan uang alih-alih berbelanja. (bpc2)