BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Meningkatnya kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia, memang heboh diberitakan. Namun warga, seperti di Riau, sama sekali tak panik seperti awal-awal kasus ini merebak pada 2020 lalu.
Defrizal, seorang penyintas yang berdomisili di Pekanbaru, beberapa kali sempat membaca artikel-artikel di internet tentang peningkatan jumlah kasus Covid-19. Namun, kabar itu hanya sebatas informasi yang menurutnya perlu dikonsumsi, “tapi tak ada rasa panik,” tuturnya.
Bahkan penyintas lain, Nety—seorang ibu rumah tangga—cenderung skeptis (ragu). Dia menganggap meningkatnya kasus Covid-19, tak lebih dari “…isu yang sengaja dibuat-buat.” Dan ia mengaitkan hal ini dengan gejolak goepolitik global saat ini.
Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Provinsi Riau, dr Indra Yopi, menegaskan memang tak ada yang perlu dikhawatirkan dari kasus ini.
Hanya saja, dia tetap mendorong masyarakat untuk segera menyelesaikan vaksinasi dan tetap menjaga protokol kesehatan—terutama bagi anak-anak yang tengah kondisi demam dan kelompok rentan—saat mereka melakukan aktivitas di luar rumah.
“Imbauan yang disampaikan bersifat preventif, dan masyarakat tidak perlu khawatir atau panik,” katanya dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Daerah Provinsi Riau di Pekanbaru, Rabu, 13 Desember 203.
Namun, dia mencermati terhadap kelompok masyarakat jika dalam kondisi flu, batuk, atau gejala influenza pada umumnya untuk aktif melakukan upaya pencegahan dengan selalu mengenakan masker, terutama bagi mereka yang mengeluh sesak nafas atau demam. “Harapan kita seperti itu,” sambungnya.
Jika pun kasus Covid-19 meningkat, Yopi yakin kondisinya jauh lebih ringan daripada awal-awal kasus ini muncul, atau lebih ringan, dan varian omicron dan EG.5 cenderung menunjukkan trend penularan yang mereda, atau lebih ringan dari varian delta.
Kendati demikian, sebagai seorang dokter, dia punya kewajiban untuk mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan, terutama dengan menerapkan pola hidup sehat, dan selalu waspada terhadap situasi terburuk yang bisa saja terjadi.***