BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pemerintah daerah harus sadar bahwa Riau saat ini berada dalam ancaman bencana ekologis. Pendapat ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Riau Riko Kurniawan.
“Bencana ekologis itu adalah suatu peristiwa yang tidak terprediksi atau tiba-tiba datangnya. Potensi di Riau cukup tinggi,” katanya.
Menurut Riko, sadar atau tidak, Riau sudah dihadapkan pada bencana ekologis. Hal itu dapat dilihat bagaimana potensi banjir di saat masuknya musim hujan, dan potensi terjadinya karhutla dan bencana asap saat Riau dihadapkan pada musim panas atau kemarau.
Pada dasarnya, ujar Riko, kondisi ekosistem Riau dan Kalimantan—yang saat ini dihadapkan pada bencana banjir— hampir sama. Sebab beberapa kasus kerusakan hutan pada kedua provinsi ini juga terjadi dalam kuantitas yang sangat mengkhawatirkan.
“Ada banyak faktornya, salah satunya tidak terlepas dari ‘kesalahan’ pemerintah dalam tata kelola Sumber Daya Alam (SDA),” jelasnya.
Riko berujar, dalam catatan WALHI Riau, ada dua ekosistem yang harus dijaga, yang pertama gambut, kedua bukit barisan. Kedua kawasan ini memiliki sifat ekologi sesuai fungsi di masing-masingnya, di mana keseimbangannya harus tetap terjaga dengan baik.
Namun faktanya saat ini, menurut Riko, telah terjadi alih fungsi lahan dalam skala besar pada kedua kawasan itu, baik karena aktifitas yang legal dan juga ilegal.
Dia mengatakan, ada 2,7 juta lahan gambut yang harus dipulihkan. Sedangkan upaya pemulihan berjalan lambat, begitu juga kawasan yang ada di hulu. Itu sudah banyak beralih fungsi ke tambang dan juga sawit, “Ini sudah menjadi alih fungsi lahan yang luar biasa di lahan gambut dan mineral,” jelasnya.
Secara ekosistem benteng Riau untuk menghindari bencana ekologis sudah hancur, hal tersebut dikarenakan adanya 1,2 juta lahan sawit ilegal yang berada di ekosistem penting yang bernilai lindung.
Riko menerangkan Provinsi Riau harus memprediksi daya tampung dan daya dukung lingkungan, sebagai tolak ukur supaya tidak terulang seperti kejadian seperti d Kalimantan saat ini.
Kawasan gambut juga harus dipulihkan dengan cepat, dan kawasan mineral yang sudah rusak karena aktivitas ilegal Pemprov Riau harus melakukan audit dan review kembali aktifitas yang ada di hulu Riau.
“Yang dibutuhkan Riau sekarang adalah pemulihan dengan tanaman hutan yang akan menjadi benteng untuk menyelamatkan Riau dari bencana ekologis,” pungkasnya. (bpc2)