BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Gubernur Riau, Edy Natar Nasution, merefleksi kembali pengalaman kabut asap di Riau akibat Karhutla tahun 2015, jangan pernah terulang kembali di tahun-tahun berikutnya.
Di tahun itu, luasan lahan terbakar di Riau tergolong sedikit jika dibandingkan tahun 2014, namun Riau dituding sebagai aktor utama dalam distribusi kabut asap hingga Malaysia dan Singapura.
Dia mengatakan, ada pola pergerakan angin bergerak dari provinsi tetangga ke Riau, kemudian berbelok menyeberangi kedua negara itu. Para ahli meteorologi, klimatologi dan geofisika juga telah mengeluarkan kajian dan analisis mereka terhadap kondisi itu.
“Riau yang menerima dampak dari asap kiriman, malah dituduh sebagai penyumbang asap terbesar di Singapura dan Malaysia. Ke depan, saya tekankan hal ini jangan terjadi lagi,” tuturnya saat refleksi kinerja Pemprov Riau tahun 2023 di Kantor Gubernur Riau beberapa waktu lalu.
Guna mengantisipasi risiko serupa, kata Gubri, langkah strategis diambil dengan membangun komunikasi solid dengan daerah lain untuk menjaga keselamatan bersama.
Gubernur menekankan pentingnya koordinasi di tahun 2024 untuk mengatasi tantangan ini, dia juga mengakui untuk meyakinkan masyarakat bukanlah tugas yang mudah.
“Kita belajar dari pengalaman, di tahun 2015 luas lahan lebih besar dan beberapa daerah tetangga berkontribusi ke Riau karena faktor angin. Meskipun jumlah lahan terbakar berkurang, alam masih menjadi penyebab. Oleh karena itu, kita perkuat komunikasi dan koordinasi dengan daerah lain agar dapat bersama-sama menjaga keamanan,” ujar Gubernur.
Upaya pencegahan ini diarahkan untuk mengurangi dampak buruk terhadap masyarakat dan lingkungan. Dalam konteks ini, 2024 dianggap sebagai tahun di mana komunikasi dan koordinasi menjadi kunci utama dalam menjaga keselamatan wilayah.
Dia meyakinkan, bahwa langkah-langkah antisipatif ini, merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat, serta upaya nyata dalam meminimalkan risiko bencana kebakaran lahan.
“Dengan komunikasi yang kuat dan koordinasi yang efektif, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terjaga dari risiko kebakaran lahan di masa yang akan datang,” tuturnya.***