BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pakar kesehatan sependapat bahwa mengeluarkan sperma atau air mani, memiliki nilai positif tersendiri bagi kesehatan tubuh. Namun bukan berarti hal itu tidak memberikan dampak negatif, terutama jika sperma terlalu sering.
Sel sperma itu sangat rapuh, mudah mati. Masalah ini bisa diatasi dengan mengatur pola makan yang baik, termasuk jaga kondisi kesehatan alat reproduksi. ‘Mengeluarkan air mani terlalu sering dapat merusak kualitasnya.’
Berikut ini efek samping yang mungkin akan dialami jika kamu terlalu sering mengeluarkan sperma, sebagaimana dilansir YouTube Medis Vids.
Impotensi Akibat sering mengeluarkan sperma setiap hari dapat menyebabkan seorang pria mengalami disfungsi ereksi atau impoten. Impoten merupakan suatu gangguan pada alat reproduksi yang bisa dialami oleh pria dalam usia berapapun terutama bagi yang berusia 40 tahu keatas.
Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan saraf parasimpatik sehingga akan menyebabkan gangguan otak dalam melakukan respon hubungan seksual dan melemahnya kemampuan penis untuk ereksi.
Kebocoran katup air mani. Mengeluarkan sperma setiap hari akan mengalami kebocoran katup air mani. Ketika anda mengalami impoten kemudian bisa terkena risiko ini. Hal ini menyebabkan penis anda mengeluarkan air mani padahal anda tidak dalam kondisi ereksi dan dapat memiliki penyakit berbahaya.
Ejakulasi dini. Akibat sering mengeluarkan sperma dapat mengalami ejakulasi dini. Karena kebiasaan tersebut bisa menyebabkan otot dilatih untuk menerima rangsangan yang bersifat minim dengan respon yang maksimal.
Masalah lain bisa timbul karena kebiasaan buruk ini seperti anda akan kehilangan rasa sensitivitas terhadap sentuhan diri sendiri.
Mengalami rasa lelah sepanjang hari. Ketika pria mengalami orgasme maka otot-otot yang ada di dalam tubuh mengalami kontraksi sehingga, menyebabkan rasa lelah sepanjang hari dan membuatnya tidak bisa melakukan atau menyelesaikan aktivitas.
Iritasi dan infeksi pada penis. Hal ini juga bisa menyebabkan penis anda lecet dan bengkak karena tidak ada pelumas saat onani. Jika kondisi ini terjadi dalam waktu lama dan tanpa pengobatan bisa terjadi penyakit menular seksual. (bpc2)