BERTUAHPOS.COM — Pemprov Riau mengalokasikan dana sebesar Rp1,4 triliun untuk percepatan penurunan angka stunting di Riau tahun 2024. Hal ini disampaikan Pj Gubernur Riau saat HUT Riau ke-67 Tahun 2024 di halaman Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Jumat, 9 Agustus 2024.
SF Hariyanto mengatakan menurunkan prevalensi stunting di Riau lewat alokasi anggaran sebesar Rp1,405 triliun pada APBD Provinsi Riau tahun 2024, agar dapat digunakan untuk berbagai program percepatan penurunan stunting di seluruh kabupaten dan kota di Riau.
Anggaran tersebut, kata dia, dialokasikan di beberapa pos penganggaran untuk percepatan penurunan prevalensi stunting, seperti budget sharing untuk PBI-JKN, dan Bankeu Khusus kepada Desa.
Dalam sistem budget sharing untuk PBI-JKN, kata dia, sebagian anggaran akan digunakan untuk berbagi anggaran dengan 12 kabupaten/kota dalam rangka pembayaran Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI-JKN) dan pembayaran iuran kontribusi PBI-JKN tahun 2024.
Sedangkan alokasi anggaran dalam bentuk Bankeu Khusus ke desa, disalurkan ke 1.591 desa di Riau sebagai pihak yang menerima bantuan keuangan khusus berupa bantuan operasional posyandu sebesar Rp10 juta per desa, bantuan operasional Tim PKK sebesar Rp5 juta per desa, serta dana untuk penanganan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem sebesar Rp20 juta per desa.
Pada 2023, Provinsi Riau berhasil mencapai penurunan prevalensi stunting yang signifikan, dengan angka sebesar 13,6%, lebih rendah dari capaian nasional yang berada di angka 21,36%. Riau menduduki posisi ketiga terendah dalam hal prevalensi stunting di Indonesia, setelah Bali (7,2%) dan Jambi (13,5%).
Di tahun 2024, Pemprov Riau menargetkan penurunan stunting hingga di bawah angka 10%, atau satu digit. Beberapa langkah percepatan yang akan dilakukan meliputi, pemberian susu untuk ibu hamil. “Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi ibu hamil guna mencegah stunting sejak masa kehamilan,” katanya.
Selain itu, ada program pemberian vitamin A dan tablet tambah darah kepada ibu hamil dan remaja putri untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah stunting. Serta, memperkuat kerja sama lewat program CSR perusahaan.
“Pemerintah Provinsi Riau juga akan melibatkan Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan untuk membantu menekan angka stunting di wilayah tersebut,” jelasnya.
“Dengan langkah-langkah ini, diharapkan prevalensi stunting di Riau dapat terus menurun, membawa provinsi ini semakin dekat dengan target nasional dalam penanganan stunting,” tutur SF Hariyanto.***