BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Selama ratusan tahun, masyarakat Nusantara, dalam kasus ini utamanya Maluku, menderita dibawah penaklukan dan penjajahan bangsa barat.
Penyebab awalnya hanya satu, yakni untuk menguasai tumbuhan tropis yang kulit, bunga, akar, dan bijinya mengeluarkan rasa dan aroma yang kuat yang sering digunakan sebagai bumbu, rempah.
Guru Besar Sejarah Universitas Andalas, Profesor Gusti Asnan mencatat keberadaan rempah sebagai makanan, obat, dan wewangian telah membawa era globalisasi pertama dunia. Perdagangan rempah telah mempertemukan berbagai bangsa, baik dari barat ataupun timur.
Sayangnya, dalam globalisasi ekonomi tersebut, masyarakat Maluku sebagai penghasil rempah, utamanya cengkeh dan pala, ternyata hanya menemui nestapa.
“Bisa kita sebut, kehadiran rempah rempah malah menimbulkan kenestapaan kepada rakyat pemiliknya, seperti di Maluku,” jelas Gusti Asnan.
Masyarakat di Maluku, kata Gusti Asnan, dieksploitasi oleh Portugis dan kemudian VOC demi mendapatkan dan memonopoli rempah.
Sejarah kemudian mencatat, sejak abad 16, banyak terjadi perang antara rakyat Maluku dengan pihak barat, mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris, hingga akhirnya dimonopoli VOC, Belanda. (bpc2)