BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Hingga saat ini, belum diketahui siapa otak pembunuhan Munir, seorang aktivis kemanusiaan dan HAM Indonesia.
Pilot Garuda, Pollycarpus Budihari Priyanto kemudian divonis 14 tahun penjara dengan tuduhan terlibat pembunuhan Munir.
Namun, otak pembunuhan tak pernah terungkap. Tim pencari fakta yang dibentuk Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono juga tak pernah mengumumkan temuan mereka ke publik.
Semasa dia hidup, Munir selalu memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, anti kekerasan, dan menentang otoritarian dan militeristik.
Dilahirkan di Malang pada 8 Desember 1965 lahirkan dengan nama lengkap Munir Said Thalib. Dia kemudian menempuh pendidikan hukum di Universitas Brawijaya.
Namanya semakin melambung kala dia membela aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus.
Sebagai aktivis kemanusiaan, dia sering mendapatkan penghargaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah penghargaan The Right Livelihood Award, sebuah penghargaan dengan hadiah ratusan juta rupiah.
Namun, aktivis HAM tetap rendah hati, dan selalu menggunakan motor sebagai kendaraan sehari-hari.
7 September 2004, Munir dinyatakan meninggal diatas pesawat yang tengah menuju Amsterdam.
Kepolisian Belanda kemudian mengeluarkan laporan mengejutkan, yaitu ditemukan senyawa arsenikum saat otopsi jenazah Munir. Artinya, aktivis kemanusiaan itu sengaja diracun. (bpc4)