BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Penelitian dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan di Institut Pertanian Bogor telah menghasilkan inovasi menarik dalam pakan ternak. Peneliti utama, Prof. Dr. Ir Yuli Retnani, telah melakukan eksperimen dengan berbagai bahan baku pakan untuk kambing perah, termasuk indigofera, katuk, dan daun pepaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun pepaya menjadi favorit kambing perah. Pemberian biskuit daun pepaya sebagai pakan tambahan meningkatkan produksi susu hingga 40 persen. Inovasi ini berperan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas susu, dengan peningkatan kadar lemak hingga 99 persen.
Biskuit daun pepaya memiliki beberapa keunggulan, termasuk bentuk kering yang memungkinkan penyimpanan yang lebih lama. Untuk membuatnya, peternak hanya perlu menggunakan daun pepaya yang tumbuh pada bagian paling bawah batang, yang sebelumnya dianggap limbah. Proses pengolahan ini juga membantu menghilangkan senyawa antinutrisi yang ada pada daun pepaya segar.
Pakan tambahan ini tidak hanya merangsang nafsu makan kambing perah tetapi juga menciptakan susu beraroma khas yang diminati pasar. Proses pembuatan biskuit ini tergolong mudah dan peternak dapat menambahkan bahan lain seperti daun tarum Indigofera, bungkil kelapa, dan kalsium sesuai kebutuhan.
Selain meningkatkan produktivitas kambing perah, pengolahan daun pepaya menjadi biskuit juga membantu peternak dalam manajemen stok pakan. Pakan ini dapat disimpan selama beberapa bulan hingga lebih dari setahun jika kadar airnya kurang dari 10 hingga 12 persen.
Inovasi ini bukan hanya berpotensi meningkatkan pendapatan peternak, tetapi juga memberikan alternatif yang berkelanjutan dalam pemeliharaan hewan ternak.
Menurut Taryati, seorang asisten dosen di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Institut Pertanian Bogor, membuat biskuit daun pepaya tergolong mudah.
Untuk membuat 10 kg pakan, memerlukan bahan baku 7 kg daun pepaya sebagai sumber hijauan, 3 kg bungkil kelapa sebagai sumber konsentrat, dan 500 ml molase sebagai perekat.
Pada tahap awal, kita perlu mempersiapkan bahan bakunya, berupa daun pepaya, bungkil kelapa, dan molase.
Selanjutnya, cacah hijauan dan konsentrat hingga berukuran rata-rata 5 cm. Pencacahan ini diperlukan untuk memudahkan proses penjemuran agar cepat kering.
Daun pepaya dan bungkil kelapa yang sudah dicacah dijemur di bawah sinar matahari, dengan lama waktu penjemuran sekitar tiga hari, atau hingga kadar airnya kurang dari 14 persen, untuk mencegah pertumbuhan jamur.
Daun dan bungkil yang sudah kering, selanjutnya digiling hingga menjadi butiran-butiran kasar, atau hingga berbentuk seperti tepung kasar. Selanjutnya, Campur semua bahan, lalu tambahkan molase sebagai perekat.
Di tahapan ini, bahan-bahan tadi sudah bisa dicetak menjadi biskuit dengan cara dikempa, selama 5 menit pada suhu 95 derajat celcius, dengan ukuran biskuit yang ideal berdiameter 5 cm, dengan tebal 3 cm, dan berat 50 gram.
Setelah dicetak, dinginkan biskuit pada suhu 25 derajat celcius agar tidak terjadi kerusakan pada biskuit saat dikemas. Pengemasan biskuit juga perlu dilakukan untuk menjaga kadar air di tetap pada kisaran 10 hingga 12%. Ini adalah kadar ideal agar biskuit tak mudah terkontaminasi dan kualitasnya tetap terjaga.***