BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil hingga 0,65% terhadap inflasi di Riau per Januari 2021.
“Dalam catatan terdapat peningkatan indeks dari 107,87 pada Desember 2020 menjadi 108,57 pada Januari 2021. Dari tiga subkelompok pada kelompok ini, semua subkelompok mengalami inflasi,” kata Kepala BPS Provinsi Riau Misparuddin, Senin, 1 Februari 2021.
Dia merincikan, untuk subkelompok makanan mengalami inflasi sebesar 0,69%, subkelompok rokok dan tembakau sebesar 0,65% dan subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,25%.
Untuk kelompok bahan makanan, pada Januari 2021 memberikan andil inflasi sebesar 0,20%, di mana komoditas yang dominan memberikan inflasi, yaitu cabai rawit sebesar 0,07%.
Sedangkan udang basah dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,03%, kol putih, daging sapi, dan cabai hijau masing-masing sebesar 0,02%.
Lalu, ayam hidup, ikan tongkol, rokok kretek filter, tahu mentah, bawang merah, rokok putih, minyak goreng, kangkung, buncis, bayam, ikan asin teri, ikan nila dan rokok kretek masing-masing sebesar 0,01%.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil deflasi, yaitu cabai merah sebesar -0,11% telur ayam ras sebesar -0,02 persen dan petai sebesar -0,01%.
Seperti diketahui, BPS Provinsi Riau mencatat sepanjang Januari 2021, Riau mengalami inflasi sebesar 0,44%. Dengan demikian inflasi YoY (Januari 2021 terhadap Januari 2020) sebesar 2,43%.
Dari 3 kota yang masuk dalam pengitungan inflasi di Provinsi Riau, tercatat semua kota mengalami inflasi, diantaranya Kota Pekanbaru sebesar 0,47%, Kota Dumai sebesar 0,40% dan Tembilahan sebesar 0,30%.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sepuluh indeks kelompok pengeluaran,” jelasnya.
Misparuddin menjelaskan, berdasarkan kelompok pengeluaran dengan sumbangan angka inflasi tertinggi terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,69%, kemudian diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,65%.
Sedangkan untuk kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,47%, kelompok pakaian dan alas kaki 0,34%, informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,11%, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10%, kesehatan 0,09%.
Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08%, rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,04% dan kelompok transportasi sebesar 0,01%.
“Sedangkan satu kelompok lainnya yaitu kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya,” jelas Misparuddin.
Dia menambahkan untuk komoditas yang memberikan andil kenaikan harga pada Januari 2021, yakini nasi dengan lauk, cabai rawit, udang basah, daging ayam ras, kol putih, daging sapi, cabai hijau, ayam hidup, dan lain-lain.
“Sementara komoditas yang memberikan andil penurunan harga, antara lain cabai merah, tarif angkutan udara, telur ayam ras, petai, dan lain-lain,” ungkapnya.
BPR Riau juga mencatat dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,17%, diikuti oleh Kota Pematang Siantar sebesar 1,13% dan Kota Gunungsitoli sebesar 1,08%, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Padang sebesar 0,10%. (bpc2)