BERTUAHPOS.COM – Pemprov Riau menunggu panen cabai merah di lahan seluas 16 hektar, dan diharapkan dapat menekan tingginya harga cabai merah di pasaran saat ini.
Kepala Disperindagkop UMKM Provinsi Riau M Taufiq OH mengatakan 16 hektar cabai merah yang akan dipanen berasal dari Kuantan Singingi seluas 8 hektare, dan Siak 8,5 hektare.
Adapun waktu panen diperkirakan akan terjadi sekitar seminggu ke depan. Selain itu, Pemprov Riau juga berharap panen cabai dari Inhil dengan kapasitas cukup besar untuk menekan tingginya harga di pasaran.
“Kami sudah meminta agar cabai ini nantinya didistribusikan ke Pekanbaru, Dumai dan Kampar. Ketiga daerah ini yang kini sedang dihadapkan pada tingginya harga cabai,” katanya.
Taufiq menegaskan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait dan melakukan berbagai upaya untuk menekan harga cabai merah, terutama di saat Ramadan dan Idulfitri nanti.
Menurutnya, cabai merah yang beredar di pasaran berasal dari Bukittinggi dan Sumut. “sesuai dengan arahan Gubernur, untuk segera mengatasi tingginya harga cabai di wilayah tersebut. Hasil rapat tersebut menyepakati pengambilan cabai dari tiga daerah yang ada di Riau,” tuturnya.
Sebelumnya, harga cabai di Pekanbaru saat ini tembus di harga Rp140 ribu/Kg. Menurut pedagang di Pekanbaru, kenaikan harga cabai merah di Pekanbaru dipicu oleh tingginya permintaan yang tak sebanding dengan ketersediaan stok.
Data yang diterima Bertuahpos.com dari Disperindagkop Provinsi Riau, per Kamis, 14 Maret 2024, harga cabe merah asal Bukittinggi berada di harga Rp110 ribu hingga Rp140 ribu/Kg.
Sedangkan untuk harga cabai merah asal Sumut di harga Rp48 ribu sampai dengan Rp135 ribu/Kg. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga komoditas tersebut memang mengalami kenaikan harga.
Kabid Perdagangan Disperindagkop UMKM Provinsi Riau, Tetty Nurdianti mengatakan, Pemprov Riau telah mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini, salah satunya dengan melakukan intervensi harga, khususnya untuk komoditas cabai merah, lewat memaksimalkan operasi pasar.
Menurutnya, cabai merah menjadi komoditas paling antensi untuk saat ini, apalagi, dalam pembahasan di high level meeting TPID beberapa waktu lalu, telah didapatkan bagaimana cabai merah berkontribusi besar terhadap inflasi.
Menurut data historis yang dibeberkan oleh BPS Provinsi Riau, menunjukkan grafik menarik bagaimana cabai merah berkontribusi terhadap inflasi di saat Ramadan dan Idulfitri.
Misal di tahun 2021 lalu, menjelang Ramadan, cabai merah mengalami inflasi namun di saat Ramadan pergerakan inflasinya menurun. “Naik lagi setelah Idulfitri,” kata Kepala BPS Riau Asep Riyadi.
Di tahun 2022, secara umum inflasi cabai merah turun, namun naik luar biasa menjelang Idulfitri. Di 2023, pola pergerakan inflasi cabai merah hampir sama seperti tahun 2022.
“Jelang Ramadan inflasinya turun sampai Idulfitri. Tapi setelah Idulfitri kenaikan inflasinya sangat tajam,” jelasnya.
Sementara di 2024 kondisi inflasi cabai merah sebelum Ramadan sudah mengalami kenaikan yang signifikan.
“Sebelum Ramadan saja inflasinya sudah naik. Jika tak ada upaya konkret dalam pengendaliannya, maka inflasi cabai merah dipastikan akan sangat tinggi saat Idulfitri,” jelasnya.***