BERTUAHPOS.COM — Selain pisang dan mangga, durian adalah komoditas hasil pertanian unggul di Indonesia. Buah ini bernilai ekonomi tinggi. Terutama di beberapa provinsi.
Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), produksi durian berada di urutan keenam, setelah pisang, mangga, jeruk, rambutan dan salak.
Adapun provinsi paling produktif, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
“Tercatat sejak tahun 2019 hingga 2022, luas panen buah durian bervariasi,” kata Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Hortikultura BRIN, Ni Luh Putu Indriyani.
Sementara upaya pemuliaan tanaman ini, terus dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya genetik sebagai basis program pengembangan varietas unggul baru.
Indonesia memiliki 21 dari 27 spesies durian yang dikenal di dunia. Ada 114 varietas unggul baru yang terdaftar hingga 2024.
“Masih banyak durian liar yang belum teridentifikasi. Penyerbukan terbuka pada durian memperkaya variabilitas genetik di alam,” ungkap,
Penelitian dan Pemuliaan Durian
Penelitian tentang sumber daya genetik durian mencakup karakterisasi, evaluasi, eksplorasi durian unggul daerah, hingga persilangan antar tetua terpilih.
BRIN juga mengelola database karakter durian melalui situs web.
Di Kebun Percobaan (KP) Subang dan KP Aripan, koleksi tanaman durian terus bertambah, dengan ratusan tanaman dan puluhan aksesi.
Menurut Indriyani, varietas unggul yang diminati konsumen adalah durian dengan berat 1,6–2,5 kilogram. Memiliki daging buah kuning, manis legit, pulen, tebal, dan berbiji kecil.
Kalau pedagang menginginkan buah durian yang tahan simpan. Sedangkan petani mengharapkan pohon durian yang produktif, tahan penyakit, dan cepat panen.
Identifikasi masalah ini, menjadi tantangan untuk menghadirkan jenis durian baru.
Sejak tahun 2010, pemuliaan durian sudah dilakukan. Yakni secara selektif untuk memilih para tetuanya. Seperti Matahari, Kani, Otong, dan Sitokong.
Karena durian merupakan tanaman tahunan, perlu waktu lama untuk pemuliaannya. “Maka, teknologi marka molekuler sangat membantu mempercepat proses seleksi dan persilangan,” kata Indriyani.
Beberapa tantangan dalam pengembangan durian di Indonesia meliputi:
Hama dan Penyakit: Penyakit Pythium menyebabkan tanaman mati mendadak, sementara penggerek batang melemahkan tanaman dengan melubangi batang.
Masalah Pengairan: Kerusakan pompa air dan kekeringan saat musim kemarau sering menghambat pertumbuhan tanaman.
Keamanan Tanaman: Kerusakan tanaman muda dan pencurian buah saat panen menjadi ancaman serius.
Pendanaan Terbatas: Durian sempat tidak menjadi prioritas, sehingga pemeliharaannya kurang optimal.
Menurut Indriyani, meski menghadapi banyak tantangan, durian tetap menjadi salah satu komoditas potensial di Indonesia.
“Dengan dukungan riset, teknologi, dan pendanaan yang memadai, diharapkan pengembangan durian dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya untuk pasar domestik dan internasional,” tuturnya.***