BERTUAHPOS — Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives ditutup lebih rendah pada perdagangan Rabu, dipengaruhi oleh pelemahan harga minyak kedelai dan penguatan ringgit terhadap dolar AS.
Pedagang komoditas David Ng menyebut sentimen pasar semakin tertekan karena ringgit yang menguat membuat CPO menjadi kurang kompetitif dibandingkan komoditas substitusi.
“Kami melihat harga didukung di atas RM4.100 dengan resistensi di RM4.250,” ujarnya dikutip dari Bernama.
Hingga pukul 18.00 waktu setempat, ringgit bergerak menguat ke posisi 4,1315/1385 per dolar AS dari 4,1360/1395 pada penutupan sebelumnya.
Pada penutupan perdagangan, kontrak spot November 2025 turun RM111 menjadi RM3.957 per ton. Kontrak Desember 2025 melemah RM15 ke RM4.085 per ton, sementara kontrak Januari 2026 turun RM13 menjadi RM4.124 per ton.
Kontrak Februari 2026 juga terkoreksi RM12 ke posisi RM4.153 per ton. Kontrak Maret 2026 turun RM10 ke RM4.170, dan April 2026 merosot RM8 menjadi RM4.178 per ton.
Dari sisi transaksi, total volume melonjak menjadi 57.444 lot dibanding 89.319 lot pada Selasa. Namun, open interest sedikit turun menjadi 263.092 kontrak dari 263.747 sebelumnya.
Di pasar fisik, harga CPO untuk wilayah Selatan pada November turun RM20 menjadi RM4.110 per ton.***




































