BERTUAHPOS.COM, AGAM – Dua setengah tahun jalani hemodialisis darah, tidak menyurutkan mental wanita paruh baya ini untuk berhenti jalani pengobatannya. Monalisa Sofyan (40), warga asal Guguak Randah, Kecamatan Ampek Koto, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat ini merasa beruntung bisa kenal program JKN untuk masalah kesehatannya.
Mona begitu biasa dipanggil sehari-hari dikampung halamannya, mengaku senang dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit ketika dirinya menjalani perawatan. “Jujur, senang dengan pelayanan Kesehatan dari rumah sakit. Karena saya termasuk pasien rutin yang berkunjung disini, namun perawat dan dokternya tetap ramah, murah senyum dan komunikatif,” ungkapnya ketika menjalani hemodialisis darah di Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi, Rabu 26 Oktober 2022.
Lebih lanjut, Mona menceritakan pengalamanya ketika awal-awal didiagnosa oleh dokter bahwa dirinya menderita penyakit gagal ginjal kepada tim BPJS Kesehatan Cabang Bukittinggi yang rutin melakukan kunjungan ke-RS sebagai bentuk pelayanan kepada pasien pengguna JKN-KIS yang sedang menjalani perawatan baik rawat inap maupun rawat jalan.
“Siapa sangka bakalan begini. Karena gejala awal saya tidak terlalu merasakan betul sampai akhirnya mulai gejala serius seperti pembengkangan ditangan dan kaki serta kehilangan nafsu makan,” ucapnya sedih mengenang cerita pahit yang menjadi babak baru dalam perjalanan hidupnya.
“Namun harus bagaimana lagi, kita sebagai manusia harus jalani dengan ikhlas dan harus banyak bersyukur serta bersabar dari ujian dan takdir Alloh. Tentu dengan tetap melakukan upaya-upaya seperti berobat, maka saya beruntung sekali menjadi bagian dari pengguna kartu JKn-KIS,” Imbuhnya bercerita dengan awak media.
Sebelum mengenal Program JKN, Mona harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk pengobatanya, bahkan ketika hendak menjalani pengobatan dirinya harus memikirkan biaya untuk kerumah sakit. Hingga pihak rumah sakit menyarankannya untuk menjadi Peserta JKN-KIS di BPJS Kesehatan.
“Dengan perawatan rutin, tentunya ini bukanlah hal yang mudah. Saya harus bolak balik sekitar dua sampai tiga kali seminggu untuk melakukan cuci darah. Hingga akhirnya salah satu perawat ketika itu menyarankan untuk mendaftarkan diri menjadi Peserta JKN,” ungkap Mona.
“Sekarang setelah bergabung dengan BPJS Kesehatan dan memiliki kartu JKN, saya tidak khawatir soal biaya rumah sakit yang dahulu ketika jadi pasien umum harus mengeluarkan sekitar satu sampai dua jutaan untuk cuci darah ini. Bisa dibayangkan berapa uang yang harus ditotal semuanya selama dua setengah tahun ini menjalani cuci darah,” sambungnya.
Dirinya mengaku, bila tidak ada kartu JKN mukin sudah lama tidak berobat, karena tidak sanggub untuk membayar. “Tanpa adanya program JKN ini, mungkin sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai perawatan ini. Beruntung kami kenal program ini lebih cepat. Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada BPJS Kesehatan selaku penyelenggara program JKN, dan terimakasih untuk pihak rumah sakit yang senantiasa melayani kami tanpa membeda-bedakan sedikitpun. Alhamdulillah,” tutupnya senang dan bersyukur sembari berharap cepat sehat dan pulih kembali.***