Kopi khas Riau Liberika kini menjadi salah satu komoditi perkebunan yang tengah berkembang di Bumi Lancang Kuning, khususnya di Kepulauan Meranti. Pemprov Riau tengah mengupayakan agar komoditi ini bisa berkembang di semua daerah di Riau.
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kopi Liberika berhasil menyematkan identitasnya sehingga menjadi kopi khas Riau di Tanah Melayu ini.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), secara nasional produktivitas kopi di Indonesia sebesar 811 kilogram per hektare (kg/ha) pada 2020. Angka tersebut naik tipis 0,9% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 803 kg/ha.
Riau menjadi provinsi dengan produktivitas kopi tertinggi secara nasional mencapai 1.173 kg/ha. Riau tercatat memproduksi kopi sebanyak 2.423 ton pada tahun 20202 dengan luas area perkebunan kopi sebesar 4.213 ha.
Gubernur Riau Syamsuar mengungkapkan, dengan berkembangnya kopi khas Riau itu telah menjadi bukti bahwa semakin banyak potensi-potensi sumber ekonomi masyarakat yang bisa dikembangkan, khususnya di tanah gambut.
“Bahkan kopinya diekspor, yang perlu digalakkan sekarang bagaimana komoditi ini bisa dikembangkan di semua daerah di Riau,” tuturnya.
Baca: Keunikan Rasa Kopi yang Tak Bisa Diungkapkan oleh Lidah Orang Awam.

Dia menyebut, Kopi Liberika adalah salah satu komoditas kopi yang bisa tumbuh dan berkembang baik di tanah gambut di Riau, khususnya di Kabupaten Kepulauan Meranti, yang mana pengembangan komoditi ini juga dilakukan masyarakat sudah sejak lama di daerah ini. Bahkan usianya sama dengan masuknya kopi jenis Arabika dan Robusta.
Menurut Taufik Asmara, seorang pecinta kopi sekaligus Owner Kopi Curah di Pekanbaru, peminat ekspor terhadap Kopi Liberika dari Meranti sangat tinggi. Bahkan kelompok tani yang mengembangkan komoditi kopi khas Riau ini menjadikan Malaysia sebagai pasar utama mereka.
Baca: Cara Menyeduh Kopi Enak, Simak Tipsnya Berikut Ini

“Bagi kita, sebagai penikmat kopi tanpa gula, selagi pengembangan perkebunan Kopi Liberika mampu mengangkat kesejahteraan petani dan masyarakat di sekitarnya, ya nggak masalah kalau harganya dipatok tinggi. Yang penting pasarnya jelas dan peminatnya ada,” tuturnya saat berbincang dengan Bertuahpos.com belum lama ini.
Meski demikian, Taufik Asmara menjelaskan, secara persentase penikmat kopi khas Riau ini memang masih berada di bawah penikmat kopi jenis Arabika dan Robusta. Hal ini disebabkan karena memang Kopi Liberika tergolong varian kopi yang baru dikenal di Tanah Air, walaupun secara histori kopi khas Riau ini sudah ada sejak dahulu kala.
Baca: Warung Kopi di Pekanbaru Ini Suguhkan Minuman Legendaris Tahun 70-an.
“Kalau kita lihat persentasenya di pasaran itu memang masih Arabika yang tertinggi peminatnya. Di posisi kedua ada Robusta yang menguasai pasar. Sedangkan kopi khas Riau ini, Liberika, baru sekian persen lah. Karena memang baru dikenal,” ungkapnya.***