BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Cerita sukses budidaya bebek petelur datang dari Septo, seorang mantan karyawan bank BUMN di Pekanbaru. Usaha budidaya bebek petelur ini sudah dia lakoni sekitar setahun lebih.
“Saya awalnya lihat teman. Dia sukses dalam budidaya bebek petelur. Saya tertarik dan saya pelajari. Saya belajarnya otodidak saja. Baca, nonton YouTube, lalu saya coba. Alhamdulillah sampai sekarang berjalan sesuai harapan,” kata Septo.
Usaha budidaya bebek petelur ini dia lakukan di belakang sebuah rumah kecil di pemukiman padat, persisnya di Jalan Kereta Api, Tangkerang Tengah, Pekanbaru.
Bagi Septo budidaya bebek petelur tidak serepot budidaya lainnya. “Tidak begitu memakan tenaga lah intinya,” katanya. “Paling kerjanya pagi, bersihkan kandang, beri makan, pungut telur. Kalau sore lebih sebentar lagi, cuma ngasih makan saja,” jelasnya.
Saat ini, Septo membudidayakan sebanyak 700 ekor bebek petelur yang dipisahkan dalam 2 kandangan berdekatan. Saat ini, sudah 500 ekor bebeknya menghasilkan telur, sedangkan 200 ekor lagi belum menghasilkan karena usianya baru sekitar 2 bulanan.
Dari 500 ekor bebek itu, dalam sehari Septo bisa mengumpulkan sebanyak 420 butir atau sekitar 14 papan dengan omzet Rp850 ribu hingga Rp1 juta.
Menurut Sapto pasar telur bebek di Pekanbaru masih sangat menjanjikan. Sejauh ini, langganannya para tukang bandrek dan beberapa pasar kaget. “Soalnya, pemasok telur bebek dari Sumbar, dari info yang saya dapat mereka mengalihkan pasarnya ke Jambi. Karena harga jual di sana lebih tinggi,” ujarnya.
“Jadi kebutuhan pasar di Pekanbaru jadi kurang. Setiap hari telur bebek yang saya panen selalu habis. Bahkan sekarang kekurangan. Kadang ada yang minyak 5-6 papan, tapi kita cuma punya 4 papan. Jadi kalau untuk pasar di Pekanbaru sangat menjanjikan lah,” kelas.
Menurut Septo, beberapa hal yang perlu jadi perhatian penting dalam usaha budidaya bebek petelur yakni memperhatikan tingkat stresnya. Bebek, kata dia termasuk golongan unggas yang mudah stres, sama halnya seperti burung puyuh.
Untuk mengatasi itu, kata Septo, setiap kali membersihkan kandang di pagi hari, dia selalu menghidupkan musik. Cara ini dapat mengurangi atau menekan tingkat stres pada bebek.
Hal yang juga penting untuk diperhatikan, bebek tidak suka dengan suasana yang gelap. “Pernah suatu ketika tiba-tiba mati lampu, ribut. Jadi nggak saya sama tetangganya. Sekarang paling saya sediakan genset untuk antisipasi kalau mati lampu,” jelasnya. “Selain itu, jangan gonta-ganti pakan.”
Adapun beberapa hal yang bisa menyebabkan turunnya produksi, yakni saat bebek dalam keadaan stres, murak atau ganti bulu, dan jangan biasakan berenang di kolam.
“Dulu saya pernah buat kolam di dekat kandang, setiap kali weekend saya lapas supaya dia bisa berenang. Tapi setelah itu produksi telurnya menurun. Misal saya lepas hari Minggu, berenang di kolam. Nanti Senin jumlah telur turun. Selasa baru naik lagi. Mungkin karena fisiknya terkuras saat berenangnya. Sekarang nggak ada lagi saya sediakan kolam,” tutur Septo.***