BERTUAHPOS.COM, KUANSING – Sebanyak 55 peserta mengikuti Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana yang di adakan oleh BPBD Provinsi Riau di Hotel Angela Teluk Kuantan.
Pelatihan yang difasilitasi oleh BPBD Kuansing ini akan berlangsung selama tiga hari dan di mulai pada hari Senin (8/05/23) sampai Rabu (10/05/23) besok bertempat di Hotel Angela Teluk Kuantan, kecamatan Kuantan Tengah, Kuansing.
Acara pelatihan ini di hadiri oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau sebagai narasumber.
Kalaksa BPBD Kuansing H Yulizar dalam sambutanya mengatakan, ” Pelatihan hari ini di ikuti sebanyak 55 peserta yang di ikuti oleh beberapa OPD di lingkungan Pemerintah Daerah Kuansing,” ungkap Kalaksa BPBD Kuansing H Yulizar, Senin 8 Mei 2023 sore.
Jelas H Yulizar, adapun peserta yang ikut pelatihan yakni dari kalangan ASN dan honor di beberapa instansi pemerintah daerah.
” Jadi total peserta sebanyak 55 peserta, dari BPBD sebanyak 30 peserta, Bappedalitbang 2 Perseta, BPKAD 2 peserta, Dinas Sosial PMD 6 peserta, Dinas Kesehatan 3 Peserta, Satpol-PP 10 peserta, dan Dinas Pendidikan sebanyak 2 peserta ” urai H Yulizar.
Dalam sambutan Kalaksa BPBD Kuansing mengatakan, pada saat ini BPBD Kuansing masih banyak kekurangan baik di SDM dan fasilitas tentunya.
” Selama ini fasilitas yang ada di BPBD Kuansing merupakan bantuan dari BPBD Provinsi Riau, namun sampai saat ini masih banyak peralatan kami yang belum memadai dan masih banyak yang kurang, semoga di tahun ini BPBD Kuansing bisa memperoleh fasilitas yang cukup untuk penanggulangan bencana di wilayah Kuansing ini,” ucap H Yulizar.
Lebih lanjut H Yulizar menambahkan, “Semoga dengan pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana ini bisa meningkatkan ilmu pengetahuan para peserta di bidang penanggulangan bencana kedepannya di Kuansing ini, ” tuturnya.
Dalam sebutannya Yulizar juga menyampaikan terkait bencana yang menimpa kuansing saat ini yakni penyakit “Ngorok” untuk hewan ternak.
Sambung Yulizar, sebulan terakhir ini ada ratusan hewan ternak yang mati oleh penyakit Ngorok ini, terbanyak saat ini di desa Kopah dan Benai, ini laporan yang sudah kita terima, kenapa demikian karena di tiga tahun terakhir ini hewan ternak tidak pernah di vaksin lagi, dan ini perlu kita berikan pencegahan dan juga memberikan pemahaman kepada masyarakat sebagai langkah awal kita untuk mengatasi musibah tersebut, tutup Yulizar.***