BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau Decymus meminta agar momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi perlu terus dijaga. Pertumbuhan tersebut harus didukung oleh peningkatan inklusi ekonomi sehingga lebih optimal dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial.
“Salah satu langkah strategis yang didorong oleh BI Riau yaitu digitalisasi perekonomian dan pengembangan UMKM,” ujarnya dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia, Kamis, 24 November 2021.
Dia menambahkan, di tahun 2021, BI Riau bersinergi dengan seluruh Pemerintah Daerah di wilayah Riau membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Dengan terbentuknya TP2DD, kata Decymus, seluruh pihak dapat saling bersinergi dan bekerja sama secara optimal untuk mendorong akselerasi dan perluasan implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETPD) di seluruh wilayah Provinsi Riau, terutama dari sisi pendapatan daerah sehingga dapat meningkatkan kemandirian fiskal daerah.
Selain mendorong implementasi ETPD, BI juga mengakselerasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi, dan menjadi solusi bagi usaha mikro, subsistem dan kecil untuk meningkatkan omset dan skala usahanya.
“Bahkan dalam kegiatan Gerakan Riau Berwakaf, QRIS menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan dalam meningkatkan kesadaran untuk berwakaf di kalangan milenial,” tuturnya.
Decymus mengungkapkan, dalam rangka pengembangan UMKM, BI Riau mengambil tiga upaya nyata yaitu melalui peningkatan daya saing, digitalisasi, dan korporatisasi. Peningkatan daya saing, lanjut dia, dilakukan melalui edukasi dan kurasi dari narasumber ahli.
BI Riau juga secara aktif mendorong digitalisasi UMKM yaitu dari sisi produksi, pemasaran produk, dan penggunaan digital payment seperti QRIS dalam pembayaran transaksinya. Selanjutnya, korporatisasi perlu didorong untuk memperkuat sisi kelembagaan dan kelangsungan usaha UMKM.
“Ke depan, masih terdapat berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan perekonomian Riau. Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, BI Riau mengemukakan empat langkah strategis yang dapat ditempuh. Langkah pertama yaitu mendorong investasi hilirisasi komoditas Riau,” ujarnya.
Menurutnya, sumber daya alam di Riau harus dioptimalkan hingga ke level produk akhir untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing di tingkat global sehingga dapat berkontribusi dalam global value chain.
Langkah kedua, yakni dengan meningkatkan inklusi ekonomi dan keterhubungan rantai produksi lokal ke pasar global melalui enforcement terhadap program kemitraan sesuai Peraturan Gubernur Riau No. 77 Tahun 2020.
“Skema kemitraan ini memberikan peluang bagi petani rakyat untuk meremajakan tanaman, mendapatkan harga yang lebih layak, dan sekaligus menjamin ketersediaan feedstock berkualitas untuk industri CPO yang berorientasi ekspor,” kata Decymus.
Ketiga, melanjutkan implementasi digitalisasi dalam pengelolaan keuangan daerah. Sumber-sumber pendapatan asli daerah terus didorong melalui kanal transaksi digital, untuk menciptakan efektivitas, efisiensi, dan transparansi keuangan pemerintah sehingga pada akhirnya meningkatkan produktivitas perekonomian di Riau secara keseluruhan.
Langkah keempat yaitu memperkuat infrastruktur dasar pendukung perekonomian. Dukungan infrastruktur diperlukan sebagai daya tarik investor untuk menanamkan modalnya.
Penguatan diperlukan pada infrastruktur jalan, listrik, air, pelabuhan, hingga kawasan industri. Dalam melaksanakan berbagai langkah pemulihan ekonomi tersebut, diperlukan adanya sinergi yang baik antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Perbankan, dan instansi terkait lainnya. (bpc2)