BERTUAHPOS(BPC),BENGKALIS – Pihak kampus Sekolah tinggi ilmu agama islam Negeri Bengkalis (STAIN) ,Menentang agar Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) tidak masuk ke Bengkalis terutama di kampus-kampus dan semua perguruan tinggi yang ada di Bengkalis.
Kasus LGBT yang sedang marak terjadi di indonesia harus tetap waspada dengan LGBT yang akan dialami baik anak-anak,    kelompok penyuka sesama jenis yang menamakan diri mereka LGBT  semakin merebak di berbagai wilayah di Indonesia.Â
Ketua Prodi Hukum Islam STAIN Bengkalis, Muhammad Ashubli mengatakan kepada bertuahpos, saat ini sedang marak dan banyak anak SLTA yang termasuk kaum LGBT, Jika  setingkat SLTA saja sudah ada yang berprilaku menyimpang seperti itu, maka jangan heran kalau di jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dunia kampus juga ada.
“Lebih bahaya lagi kalau berani eksis di kampus, karena hal itu dinilai dapat merusak citra universitas sebagai wadah intelektual kaum terpelajar,” ujarnya (21/02/2016) . Ia juga menambahkan, bahwa hak kaum LGBT sebagai warga negara Indonesia mendapat perlakuan yang sama di mata Undang Undang (UU). Hanya saja tidak serta-merta diartikan Komunitas LGBT bisa masuk kampus.
seperti diketahui LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Belakangan isu LGBT tengah marak dengan diilisnya aplikasi pengubah tampilan PP (profil picture) oleh Facebook. Aplikasi ini menampilkan bendera pelangi yang menjadi simbol kaum LGBT. Â
Di Amerika sarikat Mahkamah Agung negara tersebut mengizinkan pernikahan sesama jenis. Facebook memakai fitur pelangi enam warna yang merupakan bendera simbol kaum LGBT Dalam sejarahnya, bendera pelangi ini dibuat oleh Gilbert Baker, seniman San Fransisco pada tahun 1978. Ketika itu ia menyanggupi permintaan seorang gay, Harvey Milk, untuk mendesain bendera mendukung hak-hak kaum gay.
Â
Selain itu fitur foto profil facebook berwarna pelangi bertajuk Celebrate Pride memang memancing kontroversi. Ketika seorang pengguna FB mengubah fotonya dengan fitur ini, ia berarti mendukung pernikahan sejenis  di Amerika Serikat
“Ini gawat. Apalagi masing-masing universitas pasti punya kode etik baik pimpinan, dosen, mahasiswa, atau karyawan. Dan pastinya, jika ada yang menyimpang seperti itu harus tetap diwaspadai,â€katanya.
“Selain itu, Subli  berpesan kepada mahasiswa serta kampus-kampus yang ada di Riau melakukan pemantauan terhadap aktivitas-aktivitas yang dinilai bisa menodai marwah perguruan tinggi. “Barometer universitas itu ada tiga, kebaikan, kebenaran, dan keindahan. Jangan sampai barometer ini menodai dunia pendidikan”pungkasnya.(sifa)
Â