BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Burung rangkong merupakan salah satu satwa yang sangat cantik dan banyak diminati untuk dipelihara. Hal tersebut pernah dirasakan Saleh (60), salah seorang petani sawit di Teluk Kuantan, Kuantan Singingi.
Bahkan Saleh pernah memelihara bayi burung rangkong lebih kurang selama lima bulan lamanya.
Kepada bertuahpos.com, pria yang memiliki empat orang anak ini menceritakan awal mula kenapa dirinya bisa memelihara bayi burung rangkong.
“Awalnya ketemu bayi burung rangkong di bawah pohon sawit perkebunan saya. Saya tidak tahu asalnya dari mana, mungkin jatuh dari sarangnya. Tapi saya cari sarangnya gak ketemu, daripada terlantar, takut dimakan hewan lain, saya putuskan bawa ke rumah,” ungkap Saleh, Senin 14 Januari 2019.
Saleh menuturkan, selama memelihara bayi burung rangkong tersebut, dirinya terpaksa meletakkannya di kandang namun selalu memberikan makan buah-buahan setiap harinya, terutama pepaya.
“Saya kasih makan pepaya, alhamdulillah mau makan. Gak repotlah, yang repot gak mau makan nanti mati,” tuturnya.
Seringnya Saleh memberi makan kepada bayi burung rangkong tersebut, bahkan dirinya mengatakan telah memiliki keterikatan satu sama lain.
Baca:Â BBKSDA Riau Benarkan Pembantai Burung Rangkong di Kuansing Telah Ditangkap
“Bayinya jadi ketergantungan sama saya. Setiap lihat saya, dia pasti bunyi. Bahkan kalau dilepasin, pasti dia coba jalan ke saya,” jelasnya.
Namun meski telah merawatnya hingga bayi burung rangkong tersebut dekat dengan dirinya, Saleh memilih melepaskannya saat bayi burung tersebut sudah mulai bisa terbang.
“Dari awal saya tahu itu dilindungi, saat dia sudah mulai bisa terbang, saya putuskan lepaskan saja. Saya cari pohon tinggi, saya letak dia disana. Awalnya berat, karena sudah sayang juga. Tapi tak elok juga kalau dia tinggal di kandang sementara badannya nanti tumbuh besar,” imbuh Saleh.
Terkait pemberitaan adanya burung rangkong dewasa yang diburu dan dibantai di Kuantan Singingi, Saleh tak bisa menyembunyikannya kesedihannya.
“Kenapa mereka tega ya menembaknya, apalagi memotong-motongnya. Padahal kalau burung itu terbang bebas dan berkembang biak, pasti anak cucu kita bisa lihat suatu saat. Sekarang saja sudah jarang kita lihat. Saya termasuk yang beruntung,” pungkas Saleh. (bpc9)