BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Minyak jelantah dimanfaatkan menjadi baku pembuatan biodisel. Memanfaatkan minyak jelantah ini diyakini akan meminimalisir limbah yang mencemari lingkungan.
“Sebagai wujud dari keprihatinan terhadap kondisi lingkungan, kami memanfaatkan limbah berupa minyak jelantah menjadi bahan baku untuk pembuatan bio disel,” kata Direktur CV Arah Baru Sejahtera Akhmad Kairu Rahmadan, saat berbincang dengan Bertuahpos.com belum lama ini.
CV Arah Baru Sejahtera merupakan sebuah organisasi bergerak dalam pengumpulan limbah minyak jelantah, di kawasan Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Unit usaha yang berdiri pada tahun 2018 lalu ini, fokus untuk mengelola limbah berupa minyak jelantah menjadi hal baru, salah satunya bahan biodisel.
Minyak Jelantah dan Komponen di Dalamnya
Minyak goreng setelah dipakai untuk proses penggorengan 4-7 kali, akan mengalami perubahan ke bentuk lebih sederhana (dekomposisi) sehingga akan menurunkan kualitas.
“Minyak yang sudah ter-dekomposisi tapi tetap akan dipakai untuk menggoreng, maka akan menurunkan kualitas rasa, dan tidak baik untuk kesehatan tubuh,” ujar Akhmad.
Para pedagang cenderung akan membuah minyak yang sudah turun kualitasnya itu, atau biasa dikenal dengan minyak jelantah. Hal ini juga berpotensi akan membuat lingkungan akan tercemar.
Kabiasaan ini, menurutnya sudah terjadi menahun, sehingga potensi pencemaran lingkungan akibat minyak jelantah diperkirakan juga sudah semakin tinggi, khususnya di Kota Pekanbaru.
Dalam teori kimia, minyak goreng bekas menjadi turun kualitasnya disebabkan karena proses penggorengan dan pemanasan secara berulang-ulang. Proses ini akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan pangan yang digoreng.
Kerusakan minyak ini diakibatkan oleh proses oksidasi dan polimerisasi akan menghasilkan bahan dengan rupa kurang menarik dan cita rasa tidak enak. Termasuk rusaknya sebagian vitamin dan asam lemak essensial yang terdapat dalam minyak.
Tidak Mudah Jalankan Bisnis
“Dalam menjalankan bisnis ini distributor mengalami kendala dalam pikiran negatif dari masyarakat sekitar ataupun dari kalangan tertentu. Kami sadar mereka belum mengetahui limbah minyak jelantah ini di olah menjadi apa,” ungkap Sekretaris CV Arah Baru Sejahtera Niprianto Setiawan.
Minyak jelantah menjadi bahan baku pembuatan biodisel ini bisa bisa dipakai untuk kendaraan bermotor. Biodisel adalah bahan bakar mesin diesel yang terdiri dari ester metil (etil) asam lemak.
Bahan bakar ini dibuat dari minyak lemak nabati dengan proses metanolisis atau etanolisis melalui transesterifikasi dengan produk sampingnya, berupa gliserol atau dari asam lemak bebas melalui proses esterifikasi dengan metanol atau etanol yang produk sampingnya berupa air.
Spesifik tentang Biodisel?
Saat ini, biodiesel merupakan bahan bakar alternatif subtitusi solar untuk motordiesel. Dia menambahkan, biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk murni 100% (B100) atau dicampur dengan bahan bakar diesel minyak bumi dalam berbagai rasio.
Campuran 20% dan 80% biodiesel bahan bakar diesel minyak bumi disebut dengan B20 dan B80. Di Amerika Serikan, ini sudah menjadi bahan bakar alternatif untuk menggerakkan moda transportasi, seperti bus.
Niprianto menjelaskan, proses pembuatan biodiesel membutuhkan katalis untuk mempercepat reaksinya. Katalis adalah bahan yang digunakan untuk memulai reaksi dengan bahan lain.
Adapun jenis katalis yang dapat digunakan pada proses produksi biodiesel terdiri dari katalis alkali, katalis asam, katalis dengan logam transisi, katalis dengan silika dan katalis enzimatik.
Katalis alkali dan katalis asam terdiri dari katalis homogen dan heterogen. Persyaratan mutu biodiesel di Indonesia sudah dibakukan dalam SNI-04-7182-2006, yang telah disahkan dan diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) tanggal 22 Februari 2006.
“Jalinan jaringan ini tidak terfokus di Pekanbaru saja tetapi di seluruh Riau,” sambungnya.
Unit usaha pembuatan biodisel dari minyak jelantah ini sudah bercabang di Siak, Bagan Batu – Rohil, Kampar, pelalawan, Tembilahan dan di Rengat. “Di Rohul masih dalam proses,” sebutnya. Hasil dari minyak jelantah ini akan dibagikan geratis sebagai contoh dan juga di jual belikan oleh para pelaku usaha.
Ragam Manfaat yang Dihasilkan
Sedang biodisel sendiri memiliki berbagai manfaat, seperti mengurangi emisi dari mesin, mempunyai rasio keseimbangan energi yang baik (minimum 1-2,5).
Manfaat lainnya, energi lebih rendah 10–12% dari bahan bakar diesel minyak bumi 37–38 Mj/Kg. Itu bisa menimbulkan peningkatan efisiensi pembakaran biodiesel sebesar 5–7%, juga menghasilkan penurunan torsi 5% dan efisiensi bahan bakar.
Biodisel juga dianggap efektif sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi, dan ramah lingkungan.
“Jika 0,4-5% dicampur dengan bahan bakar diesel minyak bumi otomatis akan meningkatkan daya lumas bahan bakar,” sambungnya. Sedang titik nyala tinggi 100-150 oC (meletup tidak spontan atau menyala dalam keadaan normal).
“Saya menyadari bahwa anak muda bisa berkarya dengan mendapatkan ide-ide dari sekitarnya,” tutur Akhmad Khairu Rahmadan, mengakhiri penjelasannya (mg8)