BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Apakah Indonesia ikut terdampak dari putusnya kabel internet Asia-America? Sistem kabel bawah laut internasional di bawah pengelolaan Asia-America Gateway (AAG) sedang dilakukan pemeliharaan darurat. Perbaikan dilakukan mulai 25-30 September 2020.
Akibatnya, penyedia layanan internet (ISP) memanfaatkan sistem itu, mengalami pelambanan koneksi. Terutama untuk browsing hingga streaming. Hal ini sudah diinformasikan secara resmi oleh ISP Filipina, Sky Cable Corp.
“Bagi pelanggan Sky Fiber, kami menginformasikan bahwa Asia Amerika Gateway akan melakukan pemeliharaan darurat di sistem kabel bawah laut internasional mulai 25-30 September,” begitulah bunyi pengumuman yang mereka sampaikan.
Mereka juga menginformasikan kondisi ini mengakibatkan perlambatan koneksi akses untuk media sosial, peramban, dan video streaming, seperti Facebook, Google, hingga Netflix.
Mengutip kompas.com, AAG merupakan sistem kabel bawah laut berbentang 20.000 kilometer yang menghubungkan Asia Tenggara ke Hong Kong, Guam, Hawaii, dan Pantai Timur Amerika Serikat.
Sistem kabel ini menyediakan konektivitas antara Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Hong Kong, Filipina, Guam, Hawaii, dan Pantai Barat Amerika Serikat dengan kapasitas maksimum 1,92 TB per detik.
AAG dibangun dan dibiayai oleh konsorium dari perusahaan telekomunikasi lintas negara, termasuk di Indonesia yakni PT Telkom Indonesia dan PT Indonesia Satellite Corporation atau yang kini berubah menjadi PT Indosat Tbk.
Lantas, adakah pengaruhnya terhadap koneksivitas internet di Indonesia? Menurut Johar Alam Rangkuti, Chairman Internet Data Center (IDC) Indonesia mengatakan, pemeliharaan tersebut tidak akan berpengaruh ke layanan internet di Indonesia.
“AAG sebenarnya belum aktif di Indonesia, 90 persen trafik kita masih menggunakan SeaMeWe-3,” jelas Johar ketika dihubungi KompasTekno
SeaMeWe-3 merupakan kabel optik bawah laut yang menghubungkan kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat yang pembangunannya diketuai oleh France Telecom dan China Telecom, serta diadministrasikan oleh Singtel. (bpc2)