BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Tingkat ketahanan pangan di Riau saat ini hanya 25%, berada di bawah jumlah penduduk Riau yang berjumlah 6,7 juta jiwa.
“Artinya, 75% kebutuhan pangan kita harus disuplai dari luar daerah,” kata Gubernur Riau, Edy Natar Nasution.
Oleh sebab itu, Gubri menegaskan bahwa pembangunan Riau ke depan akan fokus pada sektor pertanian.
Tingginya ketergantungan sumber pangan Riau dari daerah lain menjadikan Bumi Lancang Kuning dalam risiko krisis pangan. Dengan kata lain, penduduk selalu dibayang-bayangi pada ancaman kelapangan.
Dalam sebuah pertemuan penting di Taman Gembira Durilengkeng, Pekanbaru, 27 Desember 2023, Edy menghadirkan sejumlah dekan pertanian dan peternakan dari berbagai universitas di Riau, dan membahas persoalan ini dengan serius.
Dia yakin bahwa Riau memiliki potensi besar di sektor pertanian. Hanya saja, belum terealisasi maksimal.
Berbagai pihak dan kelompok-kelompok tertentu perlu didorong untuk bekerja sama agar persoalan ini dapat terselesaikan.
“Dengan melibatkan banyak pihak, maka akan lebih kaya ide, dan diharapkan menghadirkan berbagai solusi yang menguntungkan,” tuturnya.
Sejauh ini, masalah ketahanan pangan di Riau dapat karena secara ekonomi, masyarakat masih sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka—daya beli masyarakat yang kuat.
Namun bagaimana dengan kelompok masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan?
Gubri mengajak para pemangku kepentingan, untuk bersama-sama mendorong perluasan potensi pertanian di wilayah Riau.
Menurut data BPS, tahun 2022 luas area panen untuk sektor pertanian di Riau 54.317,04 hektare, dengan luas area produktivitas 41,86 hektare.
Saat ini, Riau masih mengandalkan dukungan dari provinsi tetangga, Sumatera Barat dan Sumatera Utara, untuk memenuhi kebutuhan beras.
Riau baru mampu memproduksi sekitar 35% dari total kebutuhan beras, sementara 65% sisanya harus diimpor.***