BERTUAHPOS.COM — Para nelayan produsen ikan asin di Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), saat ini dihadapkan pada berbagai kendala dalam memproduksi ikan asin. Salah satu nelayan, Syahrin, mengungkapkan bahwa meskipun harga ikan asin saat ini berada di kisaran Rp20.000/Kg, keuntungan yang diperoleh sangat tipis karena tingginya biaya produksi.
“Harga memang agak naik sedikit, tapi keuntungan tetap tipis karena modal yang dikeluarkan besar. Biaya pembelian ikan, upah penyiang ikan, serta ongkos bahan baku seperti garam membuat margin keuntungan sangat kecil,” ujar Syahrin, kepada Bertuahpos, Minggu, 9 Februari 2025.
Menurutnya, harga garam yang digunakan untuk produksi ikan asin kini mencapai Rp160.000/karung dengan berat 50 Kg. Hal ini menambah beban produksi, sementara alat-alat yang tersedia untuk menunjang usaha masih sangat terbatas.
Salah satu kendala utama yang dihadapi para nelayan ikan asin di Bengko adalah minimnya fasilitas untuk penjemuran ikan. Syahrin mengungkapkan bahwa mereka tidak memiliki alat penunjang yang memadai, sehingga proses pengeringan ikan bergantung pada kondisi cuaca.
“Masalah utama kami adalah tempat penjemuran yang terbatas. Alat-alat juga kurang, kami tidak punya. Harapannya ada bantuan, semoga bisa mendapatkan dukungan,” kata Syahrin.

Saat ini, para nelayan di Bengko menjual ikan asin mereka ke Pekanbaru dan Dumai melalui pengepul yang datang langsung ke tempat produksi. Sementara dirinya dan para anggota, hanya bekerja di gudang atau tempat produksi ikan asin, dengan proses penjemuran yang memakan waktu sekitar dua hari hingga ikan kering sempurna.
Dengan berbagai keterbatasan yang ada, Syahrin dan para nelayan lainnya berharap adanya bantuan alat dan dukungan dari pemerintah atau pihak terkait agar usaha mereka bisa lebih berkembang. Selain itu, dukungan dalam bentuk subsidi bahan baku atau solusi untuk menekan biaya produksi juga sangat dibutuhkan agar keuntungan yang diperoleh tidak semakin menipis.
“Kalau ada bantuan, usaha kami pasti bisa lebih maju. Kami hanya ingin produksi lebih lancar dan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih layak,” pungkasnya.
Hingga saat ini, usaha ikan asin di Bengko masih bertahan meskipun menghadapi berbagai tantangan. Para nelayan berharap adanya perhatian dari pemerintah agar mereka bisa terus mengembangkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan mereka.***