Tol Pekanbaru-Bangkinang, yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya, telah dilakukan Uji Laik Fungsi, bersama Korlantas Polri, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan. Saat ini siap untuk difungsikan dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dalam keterangan resmi yang dikeluarkan pada 23 Agustus 2022, menyebutkan, pembangunan infrastruktur pada ruas tol Pekanbaru-Bangkinang mengimplementasikan teknologi Building Information Modelling (BIM)—suatu sistem atau teknologi yang mencakup beberapa informasi penting dalam proses Design, Construction, Maintenance yang terintegrasi pada pemodelan 3D.
BIM sebenarnya sudah mulai digunakan pada proyek–proyek strategis yang ada di Indonesia untuk menunjang kemajuan teknologi di bidang konstruksi, salah satunya, pengaplikasian teknologi ini dilakukan pada proses pembangunan konstruksi di ruas tol Pekanbaru-Bangkinang.
Di tahun 2021, BPJT mengumumkan bahwa Tol Pekanbaru-Bangkinang berhasil menorehkan prestasi terbaik kedua dengan Mutu Konstruksi Terbaik, adalam ajang BPJT Award Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kemudian, Tol Pekanbaru-Bangkinang kembali meraih penghargaan pada Lomba Inovasi Teknologi Pembangunan Jalan & Jembatan, dengan Penerapan Teknologi BIM.
Pada Juni 2022, Tol ruas ini sudah dilakukan Uji Laik Fungsi, bersama Korlantas Polri, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan menunggu untuk difungsikan oleh Presiden Republik Indonesia.
Ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang Hasil Terobosan Teknologi Inovasi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) terus penyelesaian pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 40 km.
Mobilitas transportasi Pekanbaru-Bangkinang (sebaliknya) hanya bertumpu pada satu jalur poros yang menjadi jalan primer yang menghubungkan kedua wilayah itu. Seiring dengan perkembangan pesat kedua wilayah, padatnya arus lalu lintas sulit diurai. Seksi tol Pekanbaru-Bangkinang jadi solusi tak terbantahkan.
Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang merupakan bagian ruas Tol Pekanbaru-Padang yang membentang sepanjang 254 kilometer, sehingga dapat menghubungkan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat demi meningkatkan kelancaran logistik, dan mengurangi waktu tempuh perjalanan antarwilayah.
Dalam kurun waktu 2 dekade belakangan, wilayah perkotaan terus mengalami perluasan dari Kota Pekanbaru ke-4 penjuru di sekitarnya—Bangkinang, Teluk Kuantan, Rengat dan Dumai. Perluasan itu dapat dilihat dari pergeseran proporsi pertumbuhan pemukiman masyarakat di mana masih tersedia lahan dengan harga lebih terjangkau, membuat daerah-daerah di sekitar Pekanbaru turut berkembang pesat.
Dampak positif diberlakukannya Otonomi Daerah tentu akan sangat dirasakan Riau. Namun di balik itu, ada konsekuensi logis—berupa meningkatnya permintaan layanan transportasi dari kawasan sekitar Pekanbaru maupun sebaliknya. Hal ini menyebabkan tingginya permintaan layanan transportasi, sama seperti daerah-daerah pada 4 penjurunya.
Kota Bangkinang sebagai wilayah yang berdampingan dengan Pekanbaru, selama ini menjadi poros transportasi menuju ke Sumatera Barat, maupun sebaliknya. Terutama, sektor barang dan jasa. Sedangkan akses penghubung—berupa jalan raya antara Kota Pekanbaru dengan Bangkinang— hanya ada 1 jalan primer. Semua jenis kendaraan bertumpu pada ruas jalan ini.
Pesatnya pertumbuhan Kota Pekanbaru turut meningkatkan kebutuhan masyarakatnya, terutama suplai sumber daya material dan bahan pokok, yang diangkut dari Bangkinang ataupun dari Sumatera Barat. Oleh sebab itu, pembangunan Jalan Tol Seksi Pekanbaru-Bangkinang, menjadi salah satu solusi dalam hal mengatasi mobilitas yang tinggi untuk menyelesaikan permasalahan missing link yang ada.
Jalan tol ini juga akan memberikan alternatif rute bagi para pengguna jalan, meningkatkan mobilitas kawasan, serta dapat mengatasi permasalahan kemacetan yang terjadi pada jalan eksisting, terutama bagi kendaraan yang tujuannya langsung ke Provinsi Sumatera Barat. Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, ruas Pekanbaru-Bangkinang, menghubungkan antara Kota Pekanbaru dengan Bangkinang di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang membentang sepanjang 40 km mulai dari STA 0+000 hingga 40+000 yang secara keseluruhan berada pada wilayah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, melewati 13 desa dan 5 kecamatan.
Sebagaimana harapan besar yang ditaruh, oleh Presiden Joko Widodo, pembangunan jalan Tol Trans Sumatera, Pekanbaru-Bangkinang kiranya dapat mempercepat mobilitas masyarakat dan angkutan barang. Jokowi juga ingin, hadirnya jalan tol ini, mampu meningkatkan daya saing produk-produk dalam negeri. Harapan ini terucap saat Presiden meninjau pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Pekanbaru-Padang, Seksi Pekanbaru-Bangkinang, Kota Pekanbaru Riau, 19 Mei 2021 lalu.
“Sekali lagi dengan terbukanya banyak ruas-ruas jalan tol ini, kita harapkan mobilitas barang, mobilitas orang bisa dipercepat dan kita memiliki daya saing yang tinggi terhadap negara-negara lain. Dan produk-produk yang ada, baik di provinsi Riau dan di Provinsi Padang nantinya akan memiliki daya saing yang baik,” tuturnya.
Pada Juni 2022, Tol ruas ini sudah dilakukan Uji Laik Fungsi, bersama Korlantas Polri, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan menunggu untuk difungsikan oleh Presiden Republik Indonesia.
“Terutama, dalam rangka bersaing dengan produk-produk dari negara-negara lain. Jokowi menyampaikan saat ini pembangunan jalan tol Pekanbaru-Bangkinang sudah berjalan 40 kilometer. Dia bergarap pembangunan jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang dapat berjalan lancar. Ini berada di sirip Pekanbaru-Bangkinang dan nanti ke arah Padang. Sudah berjalan kurang lebih 40 km dan kita harapkan progresnya makin hari makin panjang,” kata Jokowi.
Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang merupakan bagian ruas Tol Pekanbaru-Padang yang membentang sepanjang 254 kilometer, sehingga dapat menghubungkan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat demi meningkatkan kelancaran logistik, dan mengurangi waktu tempuh perjalanan antarwilayah.
Gubernur Riau Syamsuar juga sudah pernah menjejali tol Pekanbaru-Bangkinang, beberapa minggu sebelum jalan ini dibuka untuk mudik lebaran. “Kita belum bicara apa yang akan terjadi setelah tol ini dioperasikan, namun yang pasti, seperti yang sudah kita rasakan bersama, waktu tempuh menjadi sangat singkat,” katanya ketika itu.
Di tempat terpisah, pada awal Agustus 2022, dia juga menaruh harapan besar kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar untuk bersiap, sekiranya mampu memanfaatkan peluang ini sebagai sarana untuk memajukan daerah di sekitarnya, maka dampak yang dihasilkan akan sangat besar.
“Kita belum bicara apa yang akan terjadi setelah tol ini dioperasikan, namun yang pasti, seperti yang sudah kita rasakan bersama, waktu tempuh menjadi sangat singkat.”
SYAMSUAR | Gubernur Riau.
Salah satu poin yang menjadi penekanan Gubernur Riau, bagaimana Pemda Kampar sudah harus mulai membuka peluang-peluang baru terutama hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Saya yakin tidak cuma sektor barang dan jasa, sektor wisata, perkebunan, perbankan, investasi juga akan terdampak dengan hadirnya jalan tol ini. Apalagi jarak tempuh akan semakin singkat,” tuturnya di Pekanbaru.
Sekretaris Daerah Provinsi Riau SF Hariyanto mengungkapkan, untuk persoalan lahan di ruas tol Pekanbaru-Bangkinang sudah selesai. “kendalanya kemarin karena ada beberapa titik yang akan dilintasi jalan tol ini masuk dalam kawasan hutan. Nah, untuk pelepasannya sedang dalam tahap penyelesaian. Makanya progres pembangunan fisik ketika itu bisa dikebut oleh pihak Hutama Karya,” katanya di Pekanbaru.
PT Hutama Karya (Persero), optimis ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang sebagai bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatera akan segera bisa dioperasikan. Uji coba perlintasan kendaraan di Tol Pekanbaru-Bangkinang juga sudah dilakukan untuk keperluan mudik Idul Fitri 2022 lalu. Tercatat total ada 54.034 kendaraan, melintas di sepanjang 31 kilometer jalur bebas hambatan ini, dengan zero accident selama fungsional tersebut.
Di tahun 2021, BPJT mengumumkan bahwa Tol Pekanbaru-Bangkitang berhasil menorehkan prestasi terbaik kedua dengan Mutu Konstruksi Terbaik, dalam ajang BPJT Award oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selanjutnya, Tol Pekanbaru-Bangkinang kembali meraih penghargaan pada Lomba Inovasi Teknologi Pembangunan Jalan & Jembatan, dengan Penerapan Teknologi BIM.
Pada Juni 2022, Tol ruas ini sudah dilakukan Uji Laik Fungsi, bersama Korlantas Polri, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan menunggu untuk difungsikan oleh Presiden Republik Indonesia.
Ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang Hasil Terobosan Teknologi Inovasi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) terus penyelesaian pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 40 km. Pembangunannya didukung melalui terobosan teknologi inovasi.
Dalam keterangan resmi BPJT yang dikeluarkan pada 23 Agustus 2022, pembangunan infrastruktur pada ruas tol Pekanbaru-Bangkinang mengimplementasikan teknologi Building Information Modelling (BIM)—suatu sistem atau teknologi yang mencakup beberapa informasi penting dalam proses Design, Construction, Maintenance yang terintegrasi pada pemodelan 3D.
BIM sebenarnya sudah mulai digunakan pada proyek–proyek strategis yang ada di Indonesia untuk menunjang kemajuan teknologi di bidang konstruksi, salah satunya, pengaplikasian teknologi ini dilakukan pada proses pembangunan konstruksi di ruas tol Pekanbaru-Bangkinang.
Penerapan BIM sangat penting dikembangkan di Indonesia karena dapat mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan di proyek. Salah satu keunggulan dari BIM ini adalah integrasi informasi dari berbagai disiplin ilmu dalam satu pemodelan 3D.
Dengan demikian, masyarakat umum akan dipermudah untuk membaca gambar proyek 3 dimensi dibanding dengan 2 dimensi. Dengan gambar 3 dimensi pihak pengerjaan proyek akan lebih mudah memahami gambar teknis yang diajukan oleh kontraktor. Dengan begitu proses konstruksi menjadi lebih efektif.
BIM sebenarnya sudah mulai digunakan pada proyek–proyek strategis yang ada di Indonesia untuk menunjang kemajuan teknologi di bidang konstruksi, salah satunya, pengaplikasian teknologi ini dilakukan pada proses pembangunan konstruksi di ruas tol Pekanbaru-Bangkinang.
“Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh sejumlah orang dalam waktu tertentu bisa dikerjakan menggunakan sistem BIM dalam waktu yang relatif lebih singkat,” bunyi keterangan BPJT.
Implementasi BIM di proyek Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang telah dilaksanakan dalam perencanaan main road, struktur (overpass, underpass, jembatan, box traffic, box drain), simulasi scheduling hingga perhitungan cost estimating.
Selanjutnya implementasi BIM yang ada di lapangan digunakan pada beberapa pekerjaan, yakni menggunakan gambar kerja yang merupakan output dari BIM, dibandingkan sebelumnya yang masih menggunakan gambar manual.
Dengan menggunakan BIM dan platform CDE (Common Data Environment), proses approval dokumen dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Selanjutnya teknologi BIM juga sudah dapat digunakan sebagai pembanding antara perencanaan dengan realisasi di lapangan baik dari segi volume pekerjaan, biaya, maupun penjadwalannya.
Salah satu contoh yakni pada proses pembuatan gambar kerja struktur jembatan, perhitungan volume beton dan tulangan, tahapan pekerjaan, dan perhitungan volume. Dengan menggunakan BIM, pekerjaan highway dengan panjang penanganan 5 km yang dikerjakan oleh 1 orang dapat diselesaikan 15 hari, mulai dari gambar kerja sampai dengan perhitungan volume.
Manfaat lainnya yakni terdapat pada perhitungan volume yang jauh lebih teliti dan akurat karena sistem tersebut mampu membaca suatu bentuk secara detail sesuai dengan model rencana. Dengan begitu implementasi BIM dalam membangun jalan tol akan memangkas waktu pekerjaan dan juga biaya.
Sekilas Tentang Ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang
Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Pekanbaru-Padang secara resmi dikerjakan pada tahun 2018 lalu—yang langsung diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan itu, Jokowi berkata, “Perjalanan dari Kota Padang ke Kota Pekanbaru hanya akan memakan waktu kurang lebih 3,5 jam saja.”
Berdasarkan data dari PT Hutama Karya (Persero), Total panjang Jalan Tol Padang Pekanbaru 1.415 kilometer, yang ditargetkan rampung pada 2024 mendatang. Pembangunan jalan tol Padang–Pekanbaru ini terdiri dari 6 seksi yang dimulai dari Padang hingga Pekanbaru. Dimana jalan tol Pekanbaru–Bangkinang akan dibangun sepanjang 40 kilometer yang menjadi koridor pendukung atau sirip dari ruas jalan tol Pekanbaru–Padang.
Jalur jalan tol Pekanbaru–Bangkinang memiliki 6 jembatan dan 2 rest area atau tempat peristirahatan. Jarak dari Pekanbaru–Bangkinang jika melewati jalan nasional akan menempuh jarak sekitar 58,8 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, selambat-lambanya 1 jam 40 menit. Namun, jika melintas dengan tol Pekanbaru–Bangkinang, waktu tempuh yang akan dilewati hanya sekitar 30 sampai 45 menit saja.*** (tim)