BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Bank Indonesia (BI) dan TPID Riau dan Kota Dumai, menaruh harapan besar dari terlaksananya gerakan tanam cabai di pekarangan rumah, sebagai upaya menekan inflasi dan meminimalisir ketergantungan cabai masyarakat di Riau dari daerah sentra bahan pokok.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau Muhamad Nur mengungkapkan, setidaknya ada 3 poin penting yang menjadi harapan BI lewat gerakan ini. “Pertama, kita semua berharap gerakan ini dapat membentuk mindset masyarakat umum untuk mencoba bercocok tanam cabai dengan memanfaatkan lahan pekarangan,” tuturnya dalam keterangan resmi, Kamis, 1 September 2022.
Selain itu, dia menambahkan, diharapkan agar ASN, KWT, dan kelompok masyarakat lain yang menerima bibit cabai tersebut dapat menjadi contoh yang baik bagi warga di sekitarnya, bahwa ketergantungan rumah tangga akan komoditas cabai dapat sedikit berkurang dengan menanam sendiri di pekarangan.
“Selanjutnya, kita semua berharap agar kebutuhan komoditas cabai yang tinggi pada akhir tahun nanti dapat sedikit dipenuhi dari Gerakan Tanam cabai ini,” kata M Nur.
Sebagaimana diketahui, melanjutkan rangkaian pre-launching Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di wilayah Riau, TPID Kota Dumai bersama TPID Provinsi Riau dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau kembali meresmikan program Gerakan Tanam Cabai oleh ASN dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kota Dumai pada 31 Agustus 2022.
Program ini merupakan rangkaian dari program Urban Farming TPID Provinsi Riau dengan target tanam 65.000 bibit cabai yang telah diresmikan sebelumnya pada 29 Agustus 2022 di Kota Pekanbaru.
“Program ini secara umum merupakan upaya bersama TPID se-Provinsi Riau untuk meningkatkan produksi cabai di wilayah Riau termasuk Kota Dumai, sehingga ketergantungan Riau akan pasokan cabai dari wilayah lain dapat berkurang,” tambah M Nur.
Selain itu, dengan meningkatkan produksi cabai di Kota Dumai, maka biaya distribusi cabai dari luar daerah juga dapat ditekan. Sebagai salah satu dari 3 kota survei IHK di wilayah Riau, pada Juli 2022 inflasi di Kota Dumai tercatat sebesar 6,01% (yoy), dengan komoditas pangan utama penyumbang inflasinya, yaitu cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah.
Dia menambahkan, kondisi ini sebenarnya cukup memprihatinkan, karena terlepas dari berbagai risiko perekonomian global yang terjadi saat ini, penyebab utama inflasi Riau dan Dumai pada Juli 2022 berasal dari komoditas cabai yang pada dasarnya mampu diproduksi dalam negeri.
“Apabila ditelaah lebih dalam, kenaikan harga pangan ini disebabkan oleh penurunan hasil panen di wilayah sentra produksi karena pengaruh anomali cuaca dan peningkatan biaya produksi karena mahalnya harga pupuk,” ungkapnya.
M Nur menyebut, Bank Indonesia melalui aplikasi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat rata-rata harga cabai merah di Kota Dumai pada Juli 2022 mencapai Rp99.350 per kg, dan rata-rata harga cabai rawit mencapai Rp76.650 per kg pada periode yang sama.
“Harga tersebut merupakan harga yang tertinggi, setidaknya selama 3 tahun terakhir. Kondisi tersebut semakin mendorong TPID Provinsi Riau, TPID Kota Dumai, dan Bank Indonesia untuk segera menyusun dan memformulasikan kebijakan yang tepat untuk pengendalian inflasi, termasuk risiko inflasi komoditas cabai, agar kondisi ini tidak terulang lagi pada masa mendatang,” tuturnya.***