BERTUAHPOS.COM — Pelaksanaan Pilwako Pekanbaru 2024 mendapat apresiasi positif dari mayoritas masyarakat. Survei terbaru yang dilakukan TOP Riau Research Centre (TOP R2C) mengungkapkan bahwa 71,9% warga Pekanbaru merasa puas dengan kinerja Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Pekanbaru dalam menyelenggarakan pesta demokrasi tersebut.
“Temuan ini menjadi angin segar di tengah tantangan partisipasi pemilih yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi penyelenggara pemilu,” kata Ketua TOP Riau Research Centre (TOP R2C), Adlin Sambuaga, Senin, 16 Desember 2024.
Survei ini dilakukan pada 8-15 Desember 2024 menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 350 responden yang dipilih secara acak dari daftar pemilih tetap Pilkada. Enumerator turun langsung ke 35 kelurahan terpilih dengan margin of error sebesar 5,5 persen.
Hasil survei menunjukkan bahwa 71,9% responden mengaku puas dengan kinerja KPUD Kota Pekanbaru dalam menyelenggarakan Pilwako. Sebaliknya, 24,4% menyatakan tidak puas, sementara 3,7% tidak memberikan jawaban.
Dalam aspek pengawasan, survei juga mencatat bahwa 53,7% responden menilai Bawaslu Kota Pekanbaru berhasil mencegah praktik politik uang selama Pilkada. Sementara itu, 38,9% merasa Bawaslu belum optimal, dan 7,4% tidak memberikan tanggapan.
Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi Pemilih
Adlin menyebut, meskipun kinerja penyelenggara pemilu dinilai baik, tingkat partisipasi pemilih pada Pilwako Pekanbaru hanya mencapai 54%.
Survei ini menemukan beberapa faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat, antara lain; rendahnya kepercayaan pada pejabat publik. Sebanyak 64,2% responden mengaku tidak percaya bahwa pejabat di lembaga eksekutif Kota Pekanbaru akan menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh dan bebas korupsi.
Hal yang sama terjadi pada DPRD Kota Pekanbaru, di mana 49,7% responden menyatakan ketidakpercayaan terhadap keseriusan lembaga legislatif ini.
Kedua, Isu korupsi SPPD fiktif. Isu dugaan korupsi SPPD fiktif yang menyeret sejumlah calon wali kota juga memperburuk citra pemilu.
Mayoritas responden, yakni 95,5%, menyatakan muak dan marah terhadap pejabat yang terlibat korupsi, sehingga enggan datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Ketiga, pandangan negatif tentang Pilkada. Sebanyak 58,8% responden menganggap bahwa Pilwako hanya menguntungkan calon pejabat, bukan masyarakat umum. “Hanya 29,4% yang percaya bahwa Pilwako diselenggarakan demi kepentingan rakyat,” kata Adlin.
Sementara itu, beberapa alasan lain yang membuat masyarakat tidak memilih antara lain tidak percaya pada kandidat yang tersedia, tidak menerima insentif dari calon, lebih memilih bekerja, kondisi kesehatan yang kurang baik, serta tidak menerima undangan resmi untuk mencoblos.
“Dari hasil survei ini, dapat disimpulkan bahwa rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilwako Pekanbaru 2024 disebabkan oleh berbagai faktor, terutama ketidakpercayaan masyarakat terhadap pejabat publik dan calon wali kota. Selain itu, minimnya daya tarik kandidat di kertas suara juga menjadi tantangan bagi peningkatan partisipasi pemilih,” tuturnya.***