BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan beberapa daerah di Riau sebagai sentra pengembangan sektor perikanan. Beberapa diantaranya sudah berjalan, begitu klaim dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Herman.
Secara nasional, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat yakin bahwa sektor ini akan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional di tahun 2021. Meskipun sepanjang 2020, kelautan dan perikanan masuk dalam daftar sektor yang terdampak serius akibat Covid-19.
Menurut Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim, sekaligus Pengamat Kelautan Suhana, sektor ini diprediksi tumbuh dapat tumbuh signifikan seiring membaiknya kinerja dunia usaha perikanan, daya beli nelayan, dan pembudidayaan ikan.
Menurut data yang dia paparkan, pada 2020 nilai tukar nelayan atau NTN rata-rata mencapai 100,22. Sementara NTP rata-rata 100,55. Kemudian nilai tukar usaha nelayan (NTUN) 101,56, serta nilai tukar usaha pembudidaya ikan (NTUPi) mencapai 100,92.
“Artinya, tahun ini usaha nelayan dan pembudidayaan ikan akan kembali bergairah,” ujar dia.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa nilai ekspor perikanan pada 2020 yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, meski pandemi Covid-19 belum mereda. Bahkan, selama periode Januari–September nilainya naik 7,96% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Hanya ekspor beberapa produk perikanan hidup—ke Tiongkok pada tahun lalu—mengalami penurunan. Namun, secara total, ekspor tetap mengalami peningkatan dengan total nilai ekspor perikanan Januari-September 2020 sebesar US$ 3,48 miliar.
Dengan pencapaian tersebut, Suhana berharap sektor perikanan dapat terus pulih. Terlebih, membaiknya kinerja dunia usaha mendatangkan peluang bagi sektor perikanan.
Daerah di Riau yang Jadi Fokus Pengembangan Perikanan
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Herman mengatakan, untuk pengembangan sektor perikanan dan kelautan di Riau, pemerintah sudah melakukan fokus budidaya di beberapa daerah di Riau.
Sejauh ini, setidaknya sudah ada enam daerah di Riau yang akan dijadikan fokus sentra budidaya. Keenam daerah tersebut adalah Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Dumai dan kampar. “Seperti di Kabupaten Kepulauan Meranti, itu sudah jalan,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Riau Herman.
Di Kabupaten Bengkalis, kata dia, akan dijadikan sebagai sentral udang vaname. Sedangkan Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi sentra ikan kakap putih dan ikan bawal bintang. Adapun Dumai juga budidaya udang vaname, Indragiri Hilir sentral udang dan kepiting, Kampar sentral ikan patin dan Rokan Hilir sentral kerang darah dan udang.
Dia menambahkan langkah seperti ini dianggap efektif untuk mengangkat sektor kelautan dan perikanan di Riau sebagai penopang ekonomi masyarakat nelayan dan budidaya.
“Kita terus berupaya agar budidaya perikanan ini dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat Riau. Selain itu kita juga terus mengupayakan bagaimana merebut anggaran APBN,” ungkap Herman.
Misalnya untuk Kepulauan Meranti, kata Herman, yang saat ini dijadikan sebagai sentra budidaya ikan kakap putih dan bawal bintang lantaran memang daerah ini dianggap cocok dibandingkan daerah lain.
“Pihak-pihak terkait bersama pemerintah pusat juga sudah melakukan MoU terkait dengan kesepakatan ini,” katanya, Sabtu, 16 Januari 2021 di Pekanbaru.
Dia menambahkan, besar harapan Pemprov Riau upaya ini membuahkan hasil terutama mengangkat perekonomian masyarakat nelayan setempat, sehingga juga berdampak pada perbaikan perekonomian daerah di tengan pandemi.
Herman mengatakan, pengembangan budidaya sektor perikanan dan kelautan di Riau masih akan terus dikembangkan, agar masyarakat sebagai penerima manfaat menjadikan potensi untuk mengatasi masalah perekonomian nelayan. (bpc2)