BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pakar atau pengamat terorisme, Al Chaidar menilai Densus 88 Anti Teror Polri tidak cocok untuk mengejar KKB Papua.
Dilansir dari JawaPos.com, Al Chaidar menjelaskan ada dua karakter terorisme di Indonesia. Pertama, teroris tanzim, atau teroris yang tidak memiliki teritori atau wilayah. Teroris tanzim biasanya beroperasi di perkotaan.
Sementara, yang kedua adalah teroris tamkim. Teroris ini memiliki teritori atau wilayah tersendiri. Biasanya, wilayah mereka adalah hutan atau pegunungan.
“Teroris tamkin ini memiliki wilayah. Mereka menguasai medan yang digunakan sebagai tempat pelarian dan perlindungan,” kata Al Chaidar.
KKB Papua termasuk dalam teroris tamkin, yang memiliki wilayah perlindungan sangat baik di pedalaman Papua.
Densus 88 Anti Teror Polri, lanjut Al Chaidar, tidak dibekali dengan kemampuan gerilya/anti gerilya. Sehingga, akan salah kaprah jika Densus 88 diterjunkan memburu KKB Papua.
Al Chaidar mengatakan yang paling cocok mengejar KKB Papua adalah TNI, yang memiliki kemampuan gerilya/anti gerilya. TNI juga dinilai memiliki kepekaan teritori yang tinggi.
Salah satu kelompok teroris yang memiliki kesamaan dengan KKB Papua adalah kelompok MIT pimpinan Santoso yang beroperasi di Sulawesi Tengah.
“Pimpinan MIT Santoso yang melumpuhkan (adalah) TNI. Itu perlu kita ingat,” pungkas Al Chaidar. (bpc4)