BERTUAHPOS.COM — Pengakuan Brittany Higgins membuat mengejutkan publik Australia. Dia adalah mantan staf di kementerian Australi. Brittany Higgins mengakui soal skaldal pemerkosaan yang dia alami di gedung DPR Australia pada Maret 2019 lalu.
Namun pada saat itu, wanita asal Gold Coast ini memutuskan untuk tidak mengajukan pengaduan kepada polisi. Ia mengaku merasakan tekanan yang berimplikasi ke pekerjaannya.
“Kami sudah menghadapi begitu banyak rintangan dan saya menyadari pekerjaan saya dipertaruhkan. Saya merasa tidak punya pilihan,” katanya seperti dikutip dari ABC News Australia, yang dilansir dari CNBC Indonesia.
Namun saat ini, dia berubah pikiran. Higgins bertekad untuk membongkarnya kepada publik dan melaporkannya kepada polisi.
Tetapi hingga saat ini proses penyelidikan itu dinilai lamban dan menimbulkan rasa tidak nyaman di dalam dirinya.
Salah satu yang disesalkannya, berulang kali ditolak akses ke CCTV dari Gedung DPR Negeri Kanguru, sejak malam dugaan penyerangan, meskipun ada anggota staf lain yang melihatnya.
“Itu pergi dari pintu masuk paling depan di mana taksi akan berhenti sepanjang jalan melalui keamanan sampai ke suite,” katanya lagi.
“Saya tahu bahwa salah satu kolega saya yang lain telah melihatnya. jadi itu adalah hal yang aneh di mana rasanya setiap orang memiliki semua informasi ini tentang penyerangan saya sendiri dan saya tidak memilikinya dan saya sangat ingin melihatnya,” ujarnya.
“Saya meminta setidaknya setengah lusin kali untuk melihat CCTV itu… itu benar-benar menyakitkan, rasanya seperti pengkhianatan bagi mereka untuk menahan satu hal yang sangat kecil yang saya butuhkan secara pribadi untuk diproses, untuk melanjutkan atau hanya untuk memahami apa yang telah terjadi saya.”
Juru bicara Departemen Layanan Parlemen (DPS) mengatakan data rekaman itu ada dalam arsip dan siap diserahkan ke polisi.
“Rekaman kamera keamanan yang relevan terkait dengan insiden ini telah dilihat oleh Polisi Federal Australia pada bulan April 2019 dan telah disimpan secara berkelanjutan atas arahan dari Pejabat Ketua dan dengan persetujuan dari AFP untuk akses mereka sebagaimana diperlukan untuk penyelidikan apa pun,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.
“DPS tidak mengetahui adanya permintaan dari Ms Higgins untuk melihat atau mengakses rekaman CCTV.”
Rangkaian kejadian yang membuat Higgins tidak nyaman ini pun sampai ke telinga Perdana Menteri (PM) Scott Morrison. PM Australia itu mengatakan bahwa ia meminta maaf atas kejadian itu. “Itu seharusnya tidak terjadi dan saya minta maaf. Seharusnya itu tidak terjadi,” imbuhnya. (bpc2)