BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Sejumlah ilmuwan di Australia sedang meneliti kandungan radioaktif polonium-210 yang terdapat pada vape.
Tahun 2006, kandungan ini menjadi racun yang dipakai Rusia untuk membunuh seorang mantan perwira agen mata-mata KGB Alexander Litvinenko.
Pengujian ini merupakan lanjutan dari penemuan sebelumnya, yang menunjukkan ada zat di dalam vape yang bisa memicu kanker.
Para ilmuwan dari Health’s Forensic and Scientific Services di Queensland, menggunakan peralatan khusus untuk menguji kandungan polonium-210 pada vape.
“Radioisotop yang secara alami biasanya ditemukan dalam tembakau rokok kini dicurigai ada di vape,” menurut laporan yang diterbitkan ABC News.
Seorang ahli kimia radiasi, Sarah Mullins mengatakan, “Untuk memberikan beberapa konteks, merokok dengan kadar dua bungkus rokok memiliki paparan radiasi yang hampir sama dengan satu rontgen dada. Kami ingin mengetahui apakah ada peran polonium yang mungkin saja ada dalam vape.”
Dia menjelaskan bahwa polonium-210 merupakan zat kimia yang dapat membuat kesehatan seseorang bermasalah. Secara inhalasi, zat ini menjadi penyebab kanker paru-paru.
Mereka menyebut hal ini sebagai spionase (mata-mata) dan sebelumnya, Rusia telah menggunakannya sebagai racun pembunuh.
Alexander Litvinenko, saat itu usianya 43 tahun, diracuni di sebuah hotel di London setelah meminum teh hijau yang mengandung polonium-210 dosis tinggi.***