BERTUAHPOS.COM — Tindakan Malaysia mendeportasi lebih dari 1.000 tahanan Mynmar ke negaranya mendapat kritikan dari Perserikatan Bangsa Bangsa [PBB] dan Amerika Seikat [AS].
Deportasi warga Myanmar di Malaysia itu dilakukan beberapa minggu setelah kudeta militer di Myanmar — termasuk para imigran dan pencari suaka.
Mereka berangkat dengan tiga kapal Angkatan Laut Myanmar dari pangkalan militer Malaysia. PBB dan AS bersuara, dengan mengaitkan persoalan Hak Asasi Manusia.
Para aktivis berpendapat, Malaysia akan melanggar tugas internasionalnya karena mendeportasi orang-orang rentan.
Selain itu perebutan kekuasaan militer yang sedang terjadi di Myanmar, semakin menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar.
Namun kapal tetap membawa 1.086 orang tahanan tersebut, setelah pihak berwenang tak memberi penjelasan mengapa perintah pengadilan itu diabaikan.
Amnesty International selaku salah satu kelompok yang mengajukan gugatan hukum, mengatakan pemulangan para tahanan adalah keputusan tidak manusiawi dan menghancurkan.
“Keputusan yang mengancam nyawa ini mempengaruhi kehidupan lebih dari 1.000 orang dan keluarga mereka, dan meninggalkan noda yang tak terhapuskan dalam catatan HAM Malaysia,” kata Direktur Amnesty Malaysia, Katrina Jorene Maliamauv dilansir Channel News Asia.
Menanggapi hal ini, Kepala Imigrasi Malaysia Khairul Dzaimee Daud menjamin tidak ada anggota minoritas Rohingya yang teraniaya maupun pencari suaka, yang dipulangkan dalam rombongan itu. (bpc2)