BERTUAHPOS.COM — Kebakaran Hutan dan Lahan, Karhutla di Papua kembali menyeret nama perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) yang diduga di balik kasus itu. Ini berdasarkan hasil investigasi visual yang dirilis, lalu diberitakan oleh BBC Indonesia, pada 12 November 2020.
Hasil investigasi visual itu mengarah kepada perusahaan raksasa dari Korea Selatan, yang dianggap secara sengaja ‘main’ api untuk membuka hutan Papua demi memperluas lahan perkebunan kelapa sawit.
Menurut Korea Expose, perusahaan sawit tersebut adalah anak perusahaan dari Chaebol — bisnis keluarga konglomerat turun-temurun — Korea Selatan termasuk POSCO dan Samsung serta konglomerat Indonesia milik Korea Selatan, Korindo Group.
Ini bukan kali pertama dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ini untuk memperluas perkebunan kelapa sawit mereka dengan cara membakar lahan, sehingga menyebabkan dampak luas dari Karhutla di Papua.
Sebelumnya, pada tahun 2016, investigasi menunjukkan adanya penggunaan api yang sistematis dan meluas yang dilakukan pihak Korindo Group yang berbasis di Jakarta. Tindakan itu mengakibatkan kabut asap bertambah, mencekik sebagian besar Asia Tenggara selama musim kemarau tahunan berdasarkan laporan kelompok aktivis lingkungan kepada Reuters.
Media itu memberitakan bahwa saat itu, Korindo telah membabat lebih dari 50.000 hektar hutan dataran rendah tropis untuk perkebunan kelapa sawit di provinsi terpencil di Papua dan Maluku. Setidaknya, seluas 75.000 hektar di Papua saat itu berada dalam ‘risiko langsung’ untuk dibuka lahannya.
“Saya belum pernah melihat bukti yang begitu kuat untuk membuktikan bahwa sebuah perusahaan sengaja membakar,” kata konsultan senior AidEnvironment Indonesia, Erik Wakker kepada Reuters dalam wawancara telepon, seperti dikutip Kompas.com, Jumat, 13 November 2020,
Sementara menanggapi itu, salah satu pelanggan utama Korindo, Wilmar International Ltd., mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan itu telah berhenti membeli kelapa sawit dari Korindo karena melanggar kebijakan. (bpc2)