BERTUAHPOS.COM — Hingga saat ini, total sudah ada 9 dari 12 daerah di Riau yang telah menetapkan status siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Provinsi Riau. Terakhir yang menetapkan status, adalah Kabupaten Kampar, Kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Riau, Jim Gafur.
Dia mengatakan, Pemkab Kampar baru saja menetapkan status siaga darurat Karhutla, setelah daerah itu juga turut dilanda bencana Karhutla. Saat ini, masih ada tiga daerah yang belum menetapkan status serupa, yaitu Kota Pekanbaru, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Indragiri Hilir (Inhil).
“Kampar baru saja menetapkan status siaga darurat Karhutla. Jadi, tinggal tiga daerah lagi yang belum menetapkan status ini, yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Indragiri Hilir,” jelas Jim Gafur.
Selain Kampar, delapan daerah lainnya yang sudah mengesahkan status siaga darurat Karhutla adalah Kabupaten Kepulauan Meranti, Bengkalis, Siak, Pelalawan, Rokan Hulu (Rohul), Indragiri Hulu (Inhu), Rokan Hilir (Rohil), dan Kota Dumai.
Ancaman Karhutla di Riau Mulai Serius
BPBD Riau mengimbau kepada daerah-daerah yang belum menetapkan status siaga darurat untuk segera melakukannya, mengingat Karhutla telah melanda hampir seluruh wilayah Riau, termasuk daerah dengan medan yang sulit dijangkau seperti Kuantan Singingi.
Saat ini, upaya pemadaman Karhutla masih berlangsung di Kabupaten Indragiri Hilir, khususnya di daerah Tempuling, dan di Kabupaten Bengkalis, di mana proses pemadaman tinggal memasuki tahap pendinginan.
“Karhutla saat ini cukup terkendali berkat adanya hujan yang meskipun belum merata, tetapi membantu proses pemadaman dan pembasahan lahan,” tambah Jim Gafur.
Meskipun kondisi Karhutla terkendali, BPBD Riau terus meningkatkan patroli di lokasi-lokasi rawan Karhutla, baik dengan tim darat maupun udara menggunakan helikopter. Patroli ini bertujuan untuk memantau dan segera menanggulangi jika ditemukan kebakaran, termasuk dengan melakukan water bombing jika sumber air sulit dijangkau.
“Patroli tetap kami laksanakan untuk memantau kondisi. Jika terpantau ada Karhutla, akan segera dilakukan upaya pemadaman. Jika sumber air sulit, kami akan langsung melakukan water bombing,” tutup Jim Gafur.***