BERTUAHPOS.COM — Sebuah baliho ‘raksasa’ memuat foto Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terpajang di Tol Menachem Begin. Netanyahu dikenal sebagai pemimpin Yahudi yang militan. Konflik Tepi Barat kini menjadi sorotan dunia terhadap AS dan Israel.
Dalam baliho itu tertulis sebuah kalimat dalam bahasa Ibrani. Artinya, “Katakan tidak ke negara Palestina.” Baliho ini dipasang oleh sejumlah wali kota yang memimpin wilayah yang memiliki permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Tepi Barat adalah satu dari beberapa kawasan yang diduduki Israel. Bagi para wali kota ini, wilayah ini adalah milik mereka. Dalam aneksasi, Israel ingin menduduki 30% dari wilayah itu, yang sebelumnya diakui adalah milik Palestina.
Aneksasi sekitar 30% wilayah di Tepi Barat tercantum dalam rencana perdamaian Timur Tengah yang diusulkan Presiden Trump. Berdasarkan usul ini, unsur negara Palestina di masa depan, antara lain adalah, 70% wilayah ini.
Usulan lain yang diajukan Trump adalah, pembekuan selama empat tahun semua kegiatan pembangunan permukiman Yahudi di luar wilayah-wilayah yang dianeksasi oleh Israel.
Pendapat Warga Tentang Aneksasi
BBC Internasional, dalam perjalanannya ke wilayah Tepi Barat menjumpai Mohammed Yehya, warga Desa Irtas. Ketika itu dia tengah memetik buah persik, membelahnya dan memberikan ke Jurnalis BBC. Lalu dia bertanya kepada Yehya tentang usulan Trump itu.
“Siapa sih Trump itu? Apa tanah ini milik dia?” kata Yehya. “Saya bisa memberi buah ini ke Anda, karena buah ini milik saya. Kalau ini bukan milik saya, bagaimana mungkin saya bisa menyerahkannya ke Anda?”
Kalimat yang diucapkan Yehya adalah gambaran tersirat bahwa tak ada hak bagi Donald Trump untuk mengatur negara lain seolah-olah apa yang ada di sini adalah miliknya.
Seoarang pria Yahudi bernama Mosawi mengatakan setiap jengkal tanah di Tepi Barat sangat penting bagi Israel. Bahkan 30% tanah yang akan dicaplok oleh Pemerintah Israel itu, tidak cukup.
“Mestinya hukum Israel berlaku di semua kawasan ini. Dalam sejarah, tanah ini milik kami. Bagi orang-orang Yahudi, tanah ini sangat penting, kami tak punya tempat di negara lain untuk bermukim,” kata Mosawi. (bpc3)