BERTUAHPOS.COM – Banyak warga Israel yang hilang kesabaran, setelah pemerintah negara itu melancarkan genosida ke warga Palestina selama 163 hari, saat Kepala Badan Intelijen Israel David Barnea menghadiri perundingan kesepakatan gencatan senjata Gaza di Qatar.
Bukan hanya warga dunia, warga Israel sendiri kecewa dengan pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan dia didesak untuk mengundurkan diri.
Menurut warganya, cara pemerintah Israel menangani perang di Gaza tidak benar dan gagal bebaskan para sandera yang kini masih ditawan Hamas.
“Kami ingin pemerintah menanggapi kami dengan serius dan mundur,” kata Guy Ginat seperti dilaporkan Aljazirah. Dia merupakan satu dari sekian banyak pengunjuk rasa pada 17 Maret 2024.
“Negara kami untuk rakyat dan bukan segelintir kelompok diktator yang berpikir mereka pusat dunia,” katanya.
Dana Milo, yang juga ikut dalam unjuk rasa itu mengatakan, bahwa dari setiap pada sandera yang ditawan Hamas adalah orang-orang terdekatnya. Mereka tak bisa tidur, makan dan tak bisa bernafas dengan lega.
Pengunjuk rasa menuduh Netanyahu membatalkan rapat kabinet perang yang bertujuan menetapkan mandat pada tim negosiasi Israel.
Namun kantor perdana menteri Israel ini, membantahnya dan mengatakan kabinet menggelar rapat pada Ahad 17 Maret 2024.
Aljazirah melaporkan pengunjuk rasa mengatakan mereka sudah muak dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang gagal mengamankan sisa sandera yang masih ditahan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 31.645 warga Palestina tewas dan 73.676 lainnya luka-luka dalam serangan Israel di Gaza.
Israel mengklaim dalam serangan mendadak pada 7 Oktober lalu Hamas membunuh sekitar 1.200 orang menculik sekitar 250 lainnya. Sekitar 100 sandera dibebaskan dalam gencatan senjata satu pekan pada akhir November lalu.***