Invasi Rusia terhadap Ukraina harus segera dihentikan. Satu-satunya cara dengan mencapai kata sepakat antara kedua belah pihak. Jika tidak, Rusia akan terus membunuh warga sipil di Ukraina, dan kita bisa melihatnya di televisi setiap malam, kata Mantan Presiden AS Donald Trump.
BERTUAHPOS.COM — Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump turut angkat bicara merespon serangan demi serangan yang dilepaskan Rusia ke Ukraina. Dia menggambarkan invasi ini sebagai holocaust. “Moskow, berhenti membunuh warga Ukraina,” kata Trump.
Hal ini disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan Fox Business pada Rabu, 2 Maret 2022, sebagaimana dikutip pada Kamis, 3 Maret 2022. Menurutnya, solusi terakhir untuk menghentikan invasi ini, yakni harus ada kesepakatan kedua belah pihak.
Kesepakatan tersebut, kata Trump, adalah suatu hal yang sangat mendesak. Jika tidak segera dicapai, maka akan terus ada korban warga sipil di Ukraina yang berjatuhan.
Trump berseru, mereka (Rusia) “…harus berhenti membunuh orang-orang ini. Mereka harus menghentikannya sekarang.” Dia juga mengatakan bahwa Rusia sama sekali tak menghormati Amerika Serikat. Saya tidak tahu, mereka tidak melakukan apa-apa. Ini adalah holocaust,” sebutnya sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency.
Bagi Trump, apa yang terjadi saat ini adalah hal yang sangat mengerikan. Seluruh mata di dunia dapat menyaksikan apa yang sedang terjadi di Ukraina, melalui siaran-siaran televisi dari berbagai belahan dunia. “…bahkan ditayangkan setiap malam,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, komunitas internasional sudah sangat marah sebagai bentuk reaksi atas invasi Rusia terhadap Ukraina sejak 24 Februari lalu. Sejumlah sanksi harus ditanggung sendiri oleh Rusia.
Mulai dari sistem pembayaran internasional, SWIFT, sejumlah negara seperti AS, Inggris, Uni Eropa, dan sekutunya juga telah memasok senjata ke Ukraina, menutup wilayah udara untuk Maskapai Rusia dan melarang media milik pemerintah Rusia.
Lebih dari 2.000 warga sipil telah tewas sejak awal perang, sementara lebih dari 874.000 orang diperkirakan telah melarikan diri dari Ukraina ke negara-negara tetangga. (bpc2)